JAKARTA, KOMPAS.com – Pencopet bisa beraksi di mana saja, bahkan di bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Mereka bisa beraksi ketika para penumpang sedang beristirahat saat perjalanan panjang.
Lalu, bagaimana ciri-ciri copet yang masuk ke kabin atau ikut naik bus AKAP?
Hariyadi, seorang pengemudi bus AKAP PO Raya, mengatakan, pencopet atau istilahnya pemain yang ikut naik bus biasanya dicurigai oleh agen bus terlebih dahulu.
Jadi, agen mengingatkan pengemudi kalau ada pemain atau pencopet yang ikut naik.
“Yang tahu detail dia pemain atau bukan itu justru agen bus. Dia kan di terminal dan bergerak ke agen-agen lain, jadi tahu mana yang pemain, mana yang bukan,” ucap Hariyadi kepada Kompas.com, Kamis (3/6/2021).
Jadi, agen memberi informasi kepada pengemudi dan kru untuk berhati-hati karena ada penumpang yang dicurigai sebagai pemain.
Jika sudah diberi informasi, pengemudi dan kru biasa memberi kode kepada para penumpang agar tetap waspada.
“Kodenya banyak, misal lampu dihidupkan, volume musik dikeraskan. Jadi penumpang itu dibuat enggak bisa tertidur, selalu waspada,” kata Hariyadi.
Lalu, ciri yang kedua adalah turunnya enggak tentu atau tidak sesuai tujuannya. Namun, kru dan pengemudi tidak boleh asal menuduh siapa copet atau pemain, tetapi hanya bisa mencurigainya.
“Seandainya ditanyakan turunnya di mana, misalnya Solo, tapi kok di Semarang dia turun, itu harus dicurigai. Tapi cuma dicurigai, enggak bisa dituduh,” kata Hariyadi.
Kemudian, jika dia sudah turun dan ada penumpang yang mengeluh kehilangan barang, pengemudi dan kru tidak bisa berbuat banyak. Sebab, di tiket juga biasanya sudah ditulis bahwa barang yang hilang atau tertukar menjadi risiko penumpang.
“Namun, kalau belum ada yang turun dan ada yang mengeluh kehilangan barang, pengemudi bisa mengarahkan bus ke kantor polisi setempat untuk pemeriksaan penumpang,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/03/123711015/cara-pengemudi-mengetahui-bila-ada-copet-di-busnya