JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menyebut telah selesai melakukan evaluasi hasil pengendalian transportasi selama larangan mudik Lebaran 2021.
Bersama beberapa pihak terkait, dinyatakan bahwa pengendalian berjalan secara maksimal dan berhasil mengurangi pergerakan massa di semua moda transportasi mudik.
“Hal ini bisa menjadi indikasi masyarakat menyadari bahaya di balik aktivitas mudik, sebagai hasil dari komunikasi dan sosialisasi yang sangat intensif dilakukan” kata Adita, Kamis (27/5/2021).
Ia merinci, pengendalian tersebut diterapkan pada peniadaan mudik berlangsung pada 6-17 Mei 2021.
Kemudian sebelum dan sesudahnya dilaksanakan masa pengetatan syarat perjalanan yaitu selama 22 April sampai 5 Mei 2021 serta pascaperjalanan 18-24 Mei 2021.
"Total pergerakan penumpang di fase prapeniadaan mudik, masa peniadaan mudik dan pascapenidaan mudik (22 April – 24 Mei 2021) mencapai sekitar 5,6 juta orang," ungkapnya.
Khusus pada peniadaan mudik pada 6-17 Mei 2021, lanjut Adita, tercatat jumlah rata-rata harian pergerakan penumpang turun sampai sekitar 81 persen jika dibandingkan dengan hari biasa.
“Kami mengapresiasi adanya kesadaran dari masyarakat yang patuh terhadap ketentuan peniadaan mudik, sekaligus membantu mencegah meluasnya kasus positif Covid-19 di Indonesia,” ucap Adita.
Adapun sampai 31 Mei 2021, kini seluruh warga yang melakukan aktivitas mobilitas ke Pulau Jawa dan Sumatera wajib menunjukkan dokumen negatif covid hasil rapid antigen yang berlaku 1x24 jam.
Tujuannya, untuk menekan potensi penyebaran virus corona alias Covid-19 usai libur Lebaran 2021.
Adita mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa titik untuk tes random tes Covid-19 gratis secara intensif untuk penumpang, khususnya angkutan bus di Sumatera dan mandatory check.
"Ditujukan untuk memastikan para pelaku perjalanan dalam kondisi sehat (bebas Covid-19) dan tidak terjadi penularan ke daerah lain,” kata Adita
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/27/160815115/evaluasi-larangan-mudik-lebaran-tercatat-56-juta-orang-tetap-mudik