JAKARTA, KOMPAS.com – Industri otomotif jadi salah satu sektor bisnis yang terdampak pandemi Covid-19. Tak terkecuali bisnis mobil bekas, yang belakangan turut kena imbas relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) serta larangan mudik.
Meski begitu, penjualan mobil seken diklaim justru mulai mengalami tren positif pada awal tahun ini. Sejalan dengan bertumbuhnya kinerja penjualan mobil baru.
“Secara tren, karena ini bisnis mobil bekas sama dengan turunan mobil baru. Ini tentunya berdampak baik buat kita, walaupun secara normal, market ini belum kembali (normal),” ujar Sutadi, Chief Operating Officer Mobil88, dalam konferensi virtual belum lama ini.
“Tetapi trennya, di tahun 2021 lebih baik dibandingkan 2020. Kalau kita bandingkan Maret 2020 ke Maret 2021, itu sangat jauh perbandingannya. Tahun ini sudah lebih baik,” kata dia.
Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tren penjualan mobil bekas selama pandemi juga mulai mengalami pergeseran dari MPV ke SUV.
“Memang di Indonesia ini paling banyak dicari orang kelas SUV, yang secara medan bisa dua alam,” ucap Sutadi.
“Dan kebetulan Jakarta kan sering banjir atau ada genangan air, sehingga konsumen lebih memilih kendaraan yang cukup tinggi,” tuturnya.
Sutadi juga mengatakan, saat ini SUV telah menjadi segmen andalan di pasar mobil bekas lantaran banyak dicari konsumen.
“Kalau di produk Astra kebetulan ada Toyota Rush, di Daihatsu ada Terios. Kalau di kelas lebih tinggi lagi ada Fortuner. Nah Fortuner paling menarik, data menunjukkan bahwa untuk mobil kelas middle ke middle up, cenderung tidak turun marketnya,” ujar Sutardi.
“Malah yang menjadi turun marketnya ada di kelas low, yaitu segmen Avanza ke bawah. Memang middle ke middle up, contoh Fortuner dan Alphard, saya dengar dari teman diler mobil baru, malah indennya cukup panjang,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/09/074100115/tidak-terdampak-pandemi-ini-mobil-bekas-paling-dicari