Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanggapan Hino Soal Bocah Pengemudi Truk Trailer

JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini, tersebar video seorang bocah, usia 12 tahun tengah mengemudikan truk trailer.

Jika dilihat dari video yang viral tersebut, truk yang dikemudikan bermerek Hino seri SG tractor head.

Menanggapi hal tersebut, After Sales Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Irwan Supriyono mengatakan, mengemudikan truk, apalagi model tractor head itu sangat berbeda dibanding membawa mobil penumpang.

“Mengeremnya saja ada macam-macam tipenya di tractor head, ini sangat berbahaya. Kalau di mobil penumpang kan rem kaki saja beres,” ucap Irwan dalam diskusi virtual, Rabu (28/4/2021).

Irwan menjelaskan, mengerem pada truk apalagi ketika membawa muatan dan di jalan menurun ada langkah-langkah yang harus dilakukan.

Ditegaskan lagi kalau ini sangat berbahaya, apalagi untuk anak-anak.

“Saya enggak tahu dia belajar dari mana, karena sangat berbahaya. Mengemudikan kendaraan passenger dan komersial ini berbeda, ada teknik-teknik yang harus dia pelajari khusus,” kata Irwan.

Secara umum, ada tiga sistem pengereman pada kendaraan niaga, rem utama atau rem kaki, lalu ada rem pembantu yakni exhaust brake dan engine brake.

Kebanyakan kasus rem blong dikarenakan kesalahan operasional rem oleh pengemudi yang terlalu mengandalkan rem kaki.

“Prosedur mengerem yang benar itu sering tidak dilakukan oleh pengemudi, apalagi anak-anak umur 12 tahun disuruh bawa mobil. Itu sudah tahu belum cara mengemudi, bisa celaka itu. Yang senior aja banyak celaka, apalagi anak 12 tahun,” kata dia.

Safety

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, kejadian anak kecil yang mengemudikan truk ini sudah banyak dan sejak lama terjadi.

Dirinya mengatakan hal ini bisa terjadi karena kurangnya pengawasan dari Dinas Perhubungan Darat.

“Selain itu juga ada kebodohan dari pengemudi utama karena menyerahkan tanggung jawabnya kepada si kernet,” ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (25/4/2021).

Menurut Sony, kejadian seperti ini harus ditindak dan ditertibkan. Anak kecil tadi tentunya tidak memenuhi syarat kompetensi, usianya masih di bawah 17 tahun yang artinya tidak punya SIM.

“Hard skill-nya terbatas karena belum tentu memiliki jam terbang yang mumpuni. Apabila harus mengantisipasi, sering tidak maksimal,” kata Sony.

Selain hard skill, soft skill-nya pasti juga kurang. Sony mengatakan, secara mental, anak tadi belum stabil, sehingga tidak dapat mengambil keputusan yang benar saat kondisi darurat.

https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/29/090200015/tanggapan-hino-soal-bocah-pengemudi-truk-trailer

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke