JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi konsumen yang ingin mendapatkan mobil idaman dengan dana terbatas, membeli mobil bekas bisa menjadi jalan keluar.
Namun calon konsumen harus bisa memastikan kondisi mobil dalam keadaan baik, agar terhindar dari masalah yang dapat terjadi kemudian hari.
OtoSpector, penyedia jasa pemeriksaan mobil bekas, mengungkapkan salah satu pemeriksaan yang wajib dilakukan adalah apakah mobil bekas tersebut bekas kecelakaan atau tidak. Pemeriksaan ini yang jadi alasan pembeli memeriksa mobil bekas incaran mereka selain bekas banjir.
Kebanykan calon konsumen ingin tahu apakah mobil ini sudah pernah diperbaiki besar-besaran atau tidak. Mereka khawatir masalah yang mungkin bisa timbul saat nanti digunakan.
CEO OtoSpector Jeffrey Andika mengatakan, ada beberapa poin yang perlu dilihat untuk menilai apakah mobil tersebut bekas kecelakaan atau tidak. Setidaknya ada tiga sisi yang perlu diperiksa, yaitu sisi depan, sisi samping, dan sisi belakang.
“Untuk kecelakaan sisi depan, paling mudah dideteksi dari ruang mesin. Buka kap mesin, perhatikan tulang atau rangka mobil di ruang mesin semuanya masih bawaan pabrik tidak ada bekas dempulan, las, atau ketokan. Diperhatikan juga baut-baut masih orisinal tidak bekas dibuka,” ujar Jeffrey saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/4/2021).
Lebih lanjut lagi Jeffrey menjelaskan, untuk poin berikutnya yaitu sisi samping, bisa dilihat apakah ada bekas perbaikan pada pilar dan pintu mobil.
“Pastikan pintu masih presisi saat buka tutup dan masih orisinial bukan gantian” katanya.
Poin penting lainnya yang harus dilakukan untuk pengecekan adalah pada sisi belakang. Menurut Jeffrey, cara paling mudah dengan melihat ruang bagasi dan tempat ban serep.
Perhatikan, apakah ada bekas perbaikan di ruang bagasi. Jika ada perbaikan tandanya pernah terjadi tabrakan yang cukup besar hingga mengenai ruang bagasi.
Selanjutnya, jangan lupa untuk melakukan tes drive pada kondisi tersebut. Sebab, mobil bekas kecelakaan biasanya tidak stabil saat dikendarai.
“Terakhir, agar tidak tertipu sebaiknya calon pembeli memakai jasa pihak ketiga seperti OtoSpector yang memang ahlinya dan sudah paham dengan kondisi mobil bekas kecelakaan,” ucap Jeffrey.
Tips Jelang Lebaran
Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan, ketika membeli mobil bekas sebaiknya dilakukan di tempat yang terpercaya. Sehingga, tidak ada perasaan khawatir ketika menggunakannya untuk berpergian bersama keluarga.
“Belilah di tempat yang terpercaya, yang kita tahu persis mobilnya tidak bermasalah. Apalagi jika mobilnya akan dipakai untuk jarak jauh, kalau bermasalah kan kasihan,” kata Fischer saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Fischer menambahkan, segmen mobil bekas saat ini kebanyakan ada di mobil-mobil dengan kisaran harga Rp 160 juta atau di bawah Rp 200 jutaan. Pembelinya lebih banyak anak muda yang baru berkeluarga.
“Kasihan kan kalau mogok di jalan, nanti anak istrinya kepanasan di jalan,” katanya.
Fischer juga mengingatkan, ketika membeli mobil bekas sebiaknya jangan tertipu dengan odometer. Pasalnya, odometer mudah atau bisa untuk dimanipulasi. Sebelum membeli, pastikan mengecek semua kondisi kendaraan, termasuk bagian mesin, pendingin, sampai kaki-kaki.
Lebih amannya, bawa kendaraan itu ke bengkel resmi atau terpercaya, untuk mengetahui kondisi mobil sedetail mungkin.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/28/071200915/biar-tidak-kena-tipu-begini-cara-deteksi-mobil-bekas-kecelakaan