JAKARTA, KOMPAS.com – Secara perlahan penetrasi kendaraan elektrifikasi di Indonesia mulai mengalami peningkatan. Meskipun masih terbilang mahal, sejumlah merek mulai menawarkan pilihan mobil listrik yang beragam.
Tae-Uhn Kim, Vice President Business Strategy Planning Hyundai Motor Company, mengatakan, permintaan mobil listrik seiring dengan tren global dalam mengurangi jejak karbon dunia dan mengurangi dampak dari perubahan iklim.
Menurutnya, penggunaan mobil listrik di Indonesia dapat mewujudkan pembangunan ekonomi yang kuat dan ramah lingkungan.
“Battery Electric Vehicle (BEV) akan memainkan peran penting dalam mengatasi masalah polusi udara di Indonesia dan memulihkan pertumbuhan ekonominya setelah pandemi COVID-19,” ujar Kim, dalam keterangan tertulis (1/4/2021).
“Memperluas penggunaan BEV bebas emisi untuk menggantikan kendaraan berbahan bakar diesel dan bensin dapat membantu pengurangan polusi,” kata dia.
Meski begitu, peningkatan penjualan mobil listrik disebut tidak akan terwujud tanpa kemauan kuat baik dari pemerintah dan juga sektor swasta.
“Pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang tepat dengan dukungan penuh dari industri. Kolaborasi yang kuat adalah suatu keharusan untuk terus mendorong adopsi dan penggunaan BEV secara lebih luas,” ucap Kim.
Salah satu kendala utama BEV sulit diterima masyarakat adalah harganya yang mahal. Sejumlah negara maju memberikan insentif langsung berupa potongan harga buat konsumen yang mau beli BEV atau tukar-tambah mobil konvensionalnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/04/02/090200215/penjualan-mobil-listrik-bergantung-kemauan-dan-kebijakan-pemerintah