JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan Bakar Minyak (BBM) terbagi jadi beberapa jenis. Pembagian jenis-jenis BBM didasarkan pada tingkatan oktan.
Tingkatan oktan menjadi penunjuk seberapa baik bahan bakar mencegah ketukan pada proses pembakaran BBM.
Terdapat tiga jenis BBM yang paling umum digunakan masyarakat untuk kendaraan bermotor pribadi, yaitu Premium, Pertalite, dan Pertamax.
Konsumen biasanya mempertimbangkan kualitas dari BBM lalu mencocokkannya dengan kualitas kendaraan yang digunakan.
Umumnya, produsen kendaraan memberikan petunjuk nilai oktan minimum untuk tiap kendaraannya sebagai rekomendasi.
Lalu bagaimana jika kendaraan yang direkomendasikan untuk memakai BBM oktan tinggi seperti Pertamax, dalam keadaan darurat hanya bisa menggunakan Pertalite atau Premium dengan kondisi lebih rendah?
Muhammad Zuhdi selaku Service Technical & Warranty Senior Manager PT Honda Prospect Motor mengatakan bahwa sebaiknya penggunaan BBM disesuaikan dengan rekomendasi yang telah tertulis di fuel lid atau tutup tangki BBM pada kendaraan.
"Tapi kalau keadaan darurat, tidak ada pilihan lain, misalnya mobil kita idealnya pakai Pertamax tapi yang ada hanya Pertalite, ya kita bisa pakai. Sesekali tidak masalah," kata Muhammad Zuhdi dalam acara live Honda TV ID yang disiarkan akun Instagram @hondaisme, Jumat (19/3/2021).
"Namun jika penggunaan terus-menerus tidak sesuai dengan yang direkomendasikan, seiring berjalannya waktu akan berefek tidak baik pada kinerja mesin, pembakaran yang terjadi pada mesin akan kurang optimal," kata Muhammad Zuhdi lebih lanjut.
Saat Pertalite di dalam tangki masih tersisa dan akan diisi kembali dengan Pertamax, tangki tidak perlu dikuras. Dengan catatan bahwa pengisian Pertalite ini bersifat darurat, bukan suatu rutinitas yang selalu dilakukan saat mengisi BBM.
"Tidak perlu ragu, ini karena kondisi yang darurat," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/20/094200715/biasa-pakai-bbm-oktan-tinggi-lalu-pilih-yang-rendah-karena-darurat