JAKARTA, KOMPAS.com - Jalur Lintas Sumatera memang menjadi salah satu akses menuju berbagai kota di Sumatera.
Selain jalan yang berkelok karena mengikuti kontur jalan yang berbukit, terdapat tantangan lain untuk bus AKAP yang melewati jalur tersebut, yaitu keterbatasan persediaan bahan bakar solar.
Dalam Roadshow Perpalz TV Goes To Sumatera, sebagai Host & Founder Perpalz TV Kurnia Lesani Adnan mengatakan, dalam perjalanan ini, sulit sekali menemukan bahan bakar solar untuk bus.
"Jelas ini sangat menyulitkan bagi pengemudi bus dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam perjalanannya. Kami sangat menghargai segala infrastruktur yang telah tersedia, tetapi soal bahan bakar ini sangat penting sekali. Kami sangat memohon kepada seluruh instansi terkait untuk kembali memperhatikan permasalahan ini,” ucap pria yang akrab disapa Sani, Selasa (16/3/2021).
Begitu juga yang dikeluhkan oleh pemilik PO EPA Star Afrinaldy. Afrinaldy mengatakan, ketersediaan bahan bakar solar bahkan lebih parah lagi jika melewati Lintas Timur.
"Kadang pengemudi kami terpaksa bawa BBM cadangan di jeriken. Kami berharap pemerintah lebih peduli lagi. Jangan hanya jalannya saja yang diperindah tetapi bahan bakar juga harus dicukupi. Saya menduga BBM ini di pasok ke perkebunan sehingga sulit ditemukan di SPBU," kata Afrinaldy.
Begitu juga yang dikatakan oleh Direktur PT Gumarang Jaya Yulianto. Dia mengatakan, di beberapa titik memang sulit untuk mencari BBM bersubsidi. Kru busnya pun kerap membawa BBM dalam jeriken untuk berjaga-jaga agar tidak kehabisan di tengah jalan.
"Kami mohon kepada instansi terkait untuk lebih memerhatikan kembali ketersediaan BBM untuk Lintas Sumatera, agar transportasi darat dengan bus ini juga semakin terus digemari masyarakat,” kata Yulianto.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/03/16/184829815/perjuangan-bus-di-sumatera-cerita-langkanya-solar-di-lintas-sumatera