JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pembatasan mobil berusia 10 tahun ke atas untuk beroperasi di DKI Jakarta ramai dibicarakan publik walaupun belum bergulir. Wacana ini pun tengah menjadi buah bibir di kalangan pecinta otomotif.
Ronny Arifudin, Ketua Umum Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), mengatakan, untuk alasan mengurangi polusi dalam rangka kesehatan tentu ia mendukung program pemerintah.
“Tapi kalau mobil kuno dianggap mencemari lingkungan saya rasa salah alamat, karena mobil-mobil kami tidak dipakai sebagai operasional, tidak keluar setiap hari,” ujar Ronny, kepada Kompas.com (26/2/2021).
“Anggota kami di Jakarta kurang lebih 10.000 member, yang aktif pun hanya 30 persen. Kontribusinya tidak besar, jadi saya rasa sasarannya bukan kami,” kata dia.
Ronny juga menjelaskan, PPMKI merupakan wadah bagi mobil-mobil kuno yang diproduksi sebelum tahun 1978.
Banyak di antaranya merupakan mobil-mobil bersejarah seperti mobil eks Indonesia-1 pada masanya, mobil-mobil eks perang dunia, hingga mobil langka lainnya.
“Jadi tujuan kami sebetulnya melestarikan sejarah, kalau ada event baru turun ke jalan, jadi kondisinya seperti itu,” ucap Ronny.
“Tentunya kalau pemerintah melarang, kami ingin dikasih privilege untuk dikasih jalan misalnya Sabtu-Minggu, atau dikasih pengecualian. Kami juga ingin diberi ruang,” tuturnya.
Ia menambahkan, mobil kuno terkenal dengan kapasitas mesin besar dan usia yang sudah tidak muda, tentu menghasilkan emisi gas buang yang tinggi.
Sejauh ini PPMKI berupaya agar para pemilik selalu menjaga dan merawat mobil, dengan setelan-setelan yang sesuai agar emisi bisa lebih ditekan.
“Kami justru berharap dilindungi pemerintah, karena berkontribusi melindungi aset bersejarah. Di Inggris seperti itu, mereka masih diperbolehkan jalan, pajaknya malah digratiskan tapi hanya keluar hari tertentu saja,” kata Ronny.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/26/171100515/ppmki-nilai-wacana-pembatasan-mobil-10-tahun-ke-atas-salah-alamat