JEREZ, KOMPAS.com - Setelah dua tahun di tim satelit Pramac Ducati, Francesco Bagnaia akhirnya masuk skuad tim pabrikan Ducati Corse pada 2021.
Menjadi orang Italia dan pebalap pabrikan Ducati merupakan hal yang istimewa. Meski demikian "Pecco" juga sadar bahwa tantangan dan tanggung jawabnya lebih besar.
"Bagi saya ini mimpi yang menjadi kenyataan. Ketika mereka memberi tahu saya bahwa saya bisa memakai warna-warna ini, itu adalah momen yang sangat emosional," kata Bagnaia mengutip Motorsport-Total.com, Rabu (10/2/2021).
Saat masih di Pramac, murid Valentino Rossi itu mengatakan dia selalu berkeinginan jadi pebalap pabrikan.
"Saya berada di tim pabrikan. Ducati adalah tim yang selalu ingin saya ikuti. Saya memimpikannya sebagai seorang anak," katanya.
Pecco sadar Ducati bukan motor yang mudah ditaklukkan. Di era MotoGP modern hanya satu orang yang berhasil menjadi juara dunia yaitu Casey Stoner.
Adapun Andrea Dovizioso yang merupakan salah satu pebalap terbaik Ducati hanya mampu menjadi runner up sebanyak tiga kali.
"Tapi itu jelas tantangan paling penting dalam hidup saya. Banyak orang telah mencobanya di Ducati, tapi hanya satu yang berhasil," katanya.
“Tidak akan mudah untuk mengambil alih dari Dovizioso dan Petrucci karena mereka berdua melakukan pekerjaan dengan baik. Ini adalah tanggung jawab besar karena 'Dovi' menjadi runner-up selama tiga tahun berturut-turut," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/02/10/182100215/jadi-pebalap-pabrikan-bagnaia-beban-tanggung-jawab