JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk menunda melanjutkan program mandatori biodiesel 30 persen (B30) menjadi biodiesel 40 persen (B40) tahun ini.
Alasannya, karena adanya kenaikan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sebagai dampak dari pandemi virus corona serta penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
"Per tahun ini saya tidak melihat adaya peningkatan dari B30 ke B40. Tapi secara teknis tetap kita siapkan," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana belum lama ini.
Jika dipaksakan, pihaknya memperkirakan pemerintah harus persiapkan insentif yang lebih besar dengan nilai yang mencapai Rp 46 triliun dengan jumlah kuota 9,2 juta kilo liter (KL).
"Itu untuk B30, kira-kira seperti itu, Ada duitnya? Insya Allah bisa dengan adanya perubahan tarif pungutan ekspor sawit. Tapi kalau untuk B40 bagaimana? Itulah beberapa alasan kita undur selain secara konsumsi tidak bertambah," kata Dadan.
Kendati demikian, Kementerian ESDM masih terus melakukan persiapan hal teknis untuk peningkatan program B40, yakni menguji dan meneliti dari kualitas serta spesifikasi biodiesel, persentase kadar air, sampai persentase kontaminan pengotornya.
Dadan pun menyebut kalau pihaknya telah menguji bahan bakar tersebut pada kendaraan dengan tes yang dilakukan di laboratorium selama 1.000 jam.
"Kita juga sudah tes di engine, di mobil, sudah lolos 1.000 jam. Kalau dulu kan di jalan raya tapi karena kemarin pandemi, kita lakukan di laboratorium 1.000 jam. Kalau kecepatan 50 km per jam, maka untuk jarak 50.000 km. Sama, dulu juga kita 40.000 km," ujarnya.
Adapun untuk tahun ini, target penyerapan B30 mencapai 9,2 juta KL. Jika B30 diupgrade ke B40, maka dinaikkan 10 persennya, atau terdapat penambahan 1,5 juta KL.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/22/070200515/harga-cpo-naik-program-biodiesel-b40-ditunda