JAKARTA, KOMPAS.com - Lahir sejak tahun 70-an, Toyota Kijang merupakan salah satu kendaraan roda empat yang sangat digemari oleh para keluarga Indonesia.
Hal ini lantaran Toyota Kijang memiliki desain yang luas, serta memiliki kemudahan dalam pengaturan ruang sesuai kebutuhan.
Awal mula kisah Toyota Kijang sendiri tidak dapat dipisahkan dari dorongan pemerintah untuk mengembangkan Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS) pada era 70-an. KBNS merupakan kendaraan serbaguna dengan harga yang bisa dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Kemunculan nama binatang pada kendaraan niaga ini dipicu oleh Filipina yang lebih dahulu menggunakan nama “Tamaraw” yang berarti kerbau. Kemudian, Indonesia memilih nama “Kijang” untuk menggambarkan kelincahan.
Namun tidak sedikit juga yang mengartikan bahwa Kijang merupakan sebuah singkatan yang artinya Kerjasama Indonesia-Jepang.
Sejak pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1977, Toyota Kijang sudah bertransformasi dari kendaraan niaga menjadi kendaraan MPV. Selama 40 tahun, setidaknya produk ini sudah memiliki 6 generasi yang berbeda.
1. Toyota Kijang Buaya (1977-1981)
Toyota Kijang Buaya diluncurkan pada Pekan Raya Jakarta 1977. Mobil ini menjadi pesaing dari Mitsubishi Colt yang menjadi kendaraan yang mendominasi pasar mobil minibus di Indonesia pada saat itu.
Model ini sering dijuluki "Kijang Buaya" karena model buka-tutup kap mesin depan pada hidung mobil (bonnet) yang mirip dengan mulut buaya apabila kap mesin depan sedang dibuka.
Pada awal peluncurannya, total produksi Toyota Kijang hanya berjumlah 1.168 unit. Kemudian, perlahan-lahan, jumlahnya meningkat menjadi 4.624 unit pada tahun 1978. Jumlah produksi Toyota Kijang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Generasi pertama Kijang yang merupakan mobil pikap ini menggunakan mesin tipe 3K berkuatan 1.200 Liter (1.166 cc) dengan tranmisi manual 4 percepatan.
2. Toyota Kijang Doyok (1981-1985)
Toyota Kijang KF20 alias “Kijang Doyok" ini mulai dijual pada tahun 1981. Sebutan itu diambil lantaran sosoknya yang kotak-kotak kerempeng identik dengan tokoh kartun Doyok di koran Pos Kota.
Mesin yang dipakai berganti menggunakan 1.3 liter 4K yang kemudian turut dikembangkan kembali pada tahun 1985 sehingga menjadi 1.5 liter 5K. Pada saat itu, hanya disediakan transmisi 4 percepatan manual.
Pada tahun 1984, inovasi kembali dilakukan dimana Kijang ‘Doyok’ mengalami perubahan pada grille dan bumper. Dibanding dengan pendahulunya, Kijang Doyok juga sudah dengan jendela kaca dan bukaan pintunya lebih nyaman.
3. Toyota Kijang Super (1968-1996)
Seiring dengan perkembangan teknologi, Toyota Kijang mendapat beragam pengembangan dari sisi produksi. Hal ini terwujud dalam pada generasi ketiga yakni Kijang Super yang diluncurkan pada tahun 1986.
Mobil ini menggunakan teknologi full pressed body yang merupakan teknologi canggih pada masanya yang dapat mengurangi 2-5 kg dempul per mobil. Kijang Super hadir dalam dua versi yakni sasis pendek KF40 dan sasis panjang KF50.
Di tahun 1992, Kijang Grand Extra hadir dengan teknologi Toyota Original Body yang menjadikannya sebagai minibus pertama dengan kualitas bodi bebas dempul setara sedan.
Pada bagian eksterior juga semakin modern dan dinamis, ditunjang dengan pengubahan interior seperti desain dashboard baru dan hadirnya AC double blower.
Pada 1995, terdapat improvement dari sebelumnya, terutama pergantian mesin dari 5K 1.500 cc menjadi 7K 1.800 cc. Dari segi eksterior juga dibedakan dengan hadirnya grille tegak.
Kijang Generasi 3 ini berhasil mencetak sejarah pada tahun 1989 dimana terdapat peluncuran Kijang ke 200.000 unit yang bertepatan dengan produksi Toyota ke 500.000 unit.
4. Toyota Kijang Kapsul (1997-2004)
Toyota Kijang generasi keempat atau yang lebih sering dikenal dengan Kijang Kapsul meluncur pada tahun 1997.
Bentuknya dibuat lebih aerodinamis dengan lekukan yang lebih halus. Untuk pertama kalinya, model ini hadir dalam varian diesel dan transmisi otomatis.
Mobil ini memiliki total varian awal mencapai 18 model. Banyaknya model lantaran memang banyak pilihan mesin yang diusung.
Jika sebelumnya ada mesin bensin 1.800 cc tipe 7K, di generasi ini lahir mesin diesel 2.400 cc tipe L.
Kemudian, pada tahun 2000, Toyota juga mulai memproduksi Kijang dengan sistem pengabutan bahan bakar menggunakan injeksi.
Ada dua tipe pilihan mesin bensin EFI (Electronic Fuel Injection), yakni 7K-E dengan kapasitas 1.800 cc bertenaga 80 dk dan 1RZ-E berkapasitas 2.000 cc dengan tenaga 100 dk.
5. Toyota Kijang Innova (2004-2015)
Pada tahun 2004 merupakan milestone penting karena Kijang bergabung dengan proyek global IMV bersama Hilux dan Fortuner. Tampilan dari Kijang Innova juga sudah menjelma menjadi MPV sesungguhnya.
Mobil ini sudah dibekali sejumlah teknologi khas abad ke-21 seperti mesin berteknologi VVT-i, diesel common rail, hingga multi information display dan airbag.
Toyota Innova juga sudah menggunakan suspensi independen double wishbone di depan dan suspensi 4-link di belakang.
Meski masih pakai sasis ladder frame, namun Kijang Innova sudah jauh lebih baik dalam meredam guncangan.
6. All New Kijang Innova (2015-Sekarang)
All New Kijang Innova meluncur pada 23 November 2015 di Jakarta.
Kijang generasi keenam ini dipasarkan dengan 3 varian utama, yaitu G sebagai varian paling murah, V sebagai varian menengah, dan Q sebagai varian tertinggi, dan Venturer sebagai varian sport.
Untuk varian G dan V memiliki 2 pilihan mesin, yaitu mesin bensin 2.000cc berkode 1TR-FE dengan teknologi Dual VVT-i dan mesin diesel 2.400cc berkode 2GD-FTV dengan intercooler dan VNT. Sementara untuk model Q hanya memiliki 1 pilihan mesin, yaitu mesin bensin 2.000cc 1TR-FE.
Ada pula varian Venturer, yang merupakan versi sport dari Kijang generasi ini. Meski menghilangkan emblem Kijang yang merupakan ciri khas dari mobil ini, namun digantikan dengan logo Venturer serta warna merah yang tidak bisa ditemukan di Kijang biasa.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/10/154100515/mengenal-sejarah-toyota-kijang-di-indonesia-dari-buaya-hingga-innova