JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian pengendara motor tidak memakai helm masih saja terlihat di jalanan. Mereka beralasan karena jarak yang dekat, merasa akan aman-aman saja sehingga tidak mengenakan helm.
Padahal bahaya di jalanan bisa datang dari mana saja dan tidak diduga. Jika mereka terlibat kecelakaan tanpa mengenakan helm atau riding gear, tentunya risiko cedera yang dialami akan lebih parah, bahkan bisa meninggal dunia.
Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, alasan pengendara motor di Indonesia yang kerap menyepelekan keselamatan adalah karena kurangnya pendidikan tentang keselamatan berkendara.
“Selain itu, pemahaman akan risiko yang fatal jika mengendarai motor tanpa helm juga masih kurang. Padahal banyak potensi bahaya di jalan raya yang sewaktu-waktu bisa terjadi pada pengendara,” ucap Agus kepada Kompas.com, Kamis (7/1/2021).
Agus mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran pengendara ini bisa dilakukan dengan pendidikan keselamatan berkendara saat usia dini dan dilakukan di sekolah. Dengan ini, harapannya semua orang mempunyai kesadaran mengendarai motor yang aman.
“Jika dilakukan sejak dini, proses belajar akan mudah diterima dan diingat, apalagi jika belum memiliki kemampuan berkendara. Berbeda dengan yang sudah bisa mengendarai motor, terkadang agak ngeyel, apalagi kalau belum punya pengalaman kecelakaan,” ucapnya.
Agus mengatakan, kalau di Honda, edukasi safety riding sudah mulai dilakukan sejak TK. Mereka diberikan edukasi rambu-rambu dan cara menyeberang jalan serta berboncengan.
“Jadi ketika mau naik motor, harapannya anak TK tadi meminta ke orang tuanya untuk dipakaikan helm,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2021/01/07/144955715/dekat-ke-depan-doang-alasan-klasik-orang-malas-pakai-helm