Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Potret Fenomena Downgrade Mobil Bekas Selama Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 memiliki dampak signifikan pada beragam sektor bisnis, apalagi sejumlah usaha harus tutup pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Tidak sedikit masyarakat yang mulai menjual aset agar bisa memenuhi kebutuhan, salah satu aset yang relatif mudah cair adalah mobil.

Joni Gunawan, pebisnis mobil seken di WTC Mangga Dua mengatakan, konsumen banyak yang melakukan downgrade selain menjual langsung.

Maksud dari downgrade itu sendiri adalah menukar mobil bekas dengan mobil yang segmennya lebih murah dari mobil pertama. Sehingga konsumen akan mendapat untung dari selisih harga jual yang diterima.

“Dari bulan Juli sampai Oktober, memang banyak pemilik mobil yang downgrade. Biasanya dari CR-V yang harganya Rp 500 jutaan, turun ke Mobilio yang Rp 200 jutaan,” ujar Joni saat ditemui Kompas.com, di Jakarta Utara, Rabu (18/11/2020).

Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih menambahkan, fenomena downgrade saat ini memang menjadi salah satu pilihan untuk bertahan di tengah pandemi.

“Paling masuk akal dari mobil Jepang ke Cina, misal dari Innova turun ke Wuling. Ini karena perbedaan dari sisi spesifikasi dan fitur tidak begitu jauh. Selain itu konsumen yang melakukan downgrade ke merek Cina biasanya dapat keuntungan lebih besar,” kata Herjanto.

Lain halnya jika downgrade dilakukan dengan mobil yang sama-sama dari merek Jepang. Untuk mendapatkan selisih harga yang besar, pemilik medium MPV harus menukar dengan mobil di segmen LCGC.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/19/072200015/potret-fenomena-downgrade-mobil-bekas-selama-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke