JAKARTA, KOMPAS.com - Mengemudikan kendaraan di ruas tol memang berbeda dibandingkan ketika melaju di jalan raya.
Kondisi lalu lintas yang lebih lengang membuat pengemudi bisa memacu kendaraannya lebih cepat dibandingkan biasanya.
Kondisi inilah yang kadang membuat seorang pengemudi menjadi lalai akan batas kecepatan yang diperbolehkan ketika melintas di jalan bebas hambatan tersebut.
Bahkan tidak jarang karena kondisi yang lengang membuat kecelakaan sering terjadi. Seperti yang baru saja terjadi di tol Solo - Ngawi dan melibatkan rombongan anggota DPRD Kabupaten Malang.
Akibat kecelakaan tersebut, seorang anggota dewan meninggal dunia sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.
Guna menghindari hal tersebut sebaiknya pengemudi tetap menerapkan cara aman berkendara di jalan tol.
Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC), mengatakan, ada beberapa tips yang bisa dilakukan oleh pengemudi agar tetap aman ketika berkendara di ruas tol.
Berikut tips aman berkendara aman di jalan tol.
1. Mematuhi batas kecepatan
Mematuhi batas kecepatan yang diperbolehkan menjadi salah satu cara aman ketika berkendara di ruas jalan bebas hambatan.
Meskipun kondisi lalu lintas lengang, pengelola jalan tol tetap menerapkan aturan mengenai batas kecepatan yang diperbolehkan.
Aturan mengenai batas kecepatan ini tentunya sudah disesuaikan dengan kondisi jalan dan keamanan bagi penggunanya.
Maka dari itu pengemudi sebaiknya tetap patuh terhadap aturan batas kecepatan dan tidak menggeber mobilnya hingga melebihi batas kecepatan yang diperbolehkan.
“Agar aman ketika mengemudi di jalan tol, sebaiknya tetap menjaga kecepatan kendaraan dan sesuai dengan speed limit yang diperbolehkan,” kata Marcell kepada Kompas.com, Jumat (13/11/2020).
2. Tetap Menjaga jarak aman
Selain tidak melebihi batas kecepatan, menjaga jarak aman saat berkendara di ruas tol juga menjadi hal yang wajib diperhatikan oleh setiap pengendara.
Menurut Marcell, selama ini kecelakaan yang terjadi salah satunya disebabkan karena pengemudi tidak menjaga jarak aman.
Pasalnya, ketika terjadi situasi yang tidak terduga pengemudi tidak bisa mengantisipasi sehingga terjadilah kecelakaan beruntun.
Mengenai jarak aman ini, Marcell menyarankan, pengemudi bisa memperkirakan jeda tiga detik dengan kendaraan yang ada di depannya.
Sehingga, jika sewaktu-waktu kecelakaan terjadi di depan pengemudi reflek untuk menghindar dalam waktu tiga detik tersebut.
“Jaga jarak aman dengan kendaraan di depan minimal jeda 3 detik, agar pengemudi bisa menghindar ketika di depannya terlibat kecelakaan,” tuturnya.
3. Pilih lajur yang sesuai
Ketika melintas di jalan tol, pengendara sebaiknya tetap menyesuaikan dengan lajur yang ada yakni di lajur kiri.
Sementara, ketika pengemudi ingin mendahului kendaraan yang ada di depannya pengendara baru bisa mengambil lajur kanan.
Tetapi, setelah menyalip kendaraan lain sebaiknya pengemudi kembali menempatkan kendaraan di lajur kiri.
Hal ini untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kepadatan atau bahkan kemacetan hingga kecelakaan.
“Sesuaikan kecepatan dengan lajur yang dipilih dan gunakan lajur sesuai peruntukannya,” katanya.
4. Jangan berhenti di bahu jalan
Keberadaan bahu jalan di ruas tol tidak boleh sembarangan digunakan jika memang tidak dalam kondisi darurat.
Seperti hanya untuk beristirahat atau pun melakukan aktivitas yang tidak tergolong sebagai kondisi darurat lainnya.
Larangan berhenti di bahu jalan ini juga ditegaskan oleh pengelola melalui rambu yang ada di sepanjang jalan tol.
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang bisa membahayakan pengemudi, seperti terjadinya kecelakaan.
“Tidak menggunakan bahu jalan selain untuk kondisi darurat,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/14/092200115/anggota-dprd-malang-kecelakaan-di-tol-ingat-lagi-cara-berkendara-aman