JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring perkembangan zaman, kini mulai banyak mobil bertransmisi otomatis atau matik yang menggunakan teknologi continous variable transmission (CVT).
Meski sama-sama membuat pengemudi terbebas dari injakan pedal kopling, namun terdapat perbedaan sistem kerja antara matik konvensional dan CVT.
Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Andrian menjelaskan, perbedaan kerja antara matik konvensional dan CVT. Menurutnya, secara keseluruhan komponen yang terdapat di dalam mesin matik konvensional dan CVT hampir sama.
“Hanya saja, bila pada matik konvensional perpindahan transmisi digerakan oleh seperangkat planetary gear set yang menghasilkan rasio gigi yang berbeda-beda, maka pada CVT proses perpindahannya tranmsisi dihasilkan oleh perubahan diameter pully karena gaya centrifugal,” ujar Deni belum lama ini kepada Kompas.com.
CVT digerakkan oleh dua buah pully yang terhubung oleh sabuk baja atau belt.
Menurut Deni, keberadaan sabuk baja ini yang membuat akselerasi pada matik CVT terasa halus dan tanpa hentakan.
“Pada CVT belt-nya ini pada putaran tertentu agar dapat membuat diameter pully membesar atau mengecil hingga tenaga yang dihasilkan juga jadi lebih besar atau kecil,” tuturnya.
Deni melanjutkan, pada matik konvensional, perangkat planetary gear set sangat bergantung pada kinerja oli. Sehingga seluruh perangkat ini harus dilumasi oleh oli.
“Kalau matik yang lama murni main tekanan minyak. Pada CVT juga minyak, cuma ada belt baja yang merupakan media untuk menaikan atau mengurangi momen gerak,” kata Deni.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/12/174100815/banyak-yang-belum-tahu-ini-perbedaan-mobil-matik-konvensional-dan-cvt