JAKARTA, KOMPAS.com – Sering terlihat kejadian di mana pengguna jalan yang tidak bisa menjaga emosi, berujung pada perkelahian, baik di dunia nyata maupun media sosial.
Misalnya ada yang tidak terima diklakson lalu menghalang-halangi jalan, bahkan ada yang sampai merusak kendaraan orang lain.
Masalah emosi yang mudah tersulut ini biasa dikenal dengan istilah road rage. Lalu apa yang sebenarnya bisa menjadi penyebab peristiwa road rage ini?
Training Director The Real Driving Centre, Marcell Kurniawan mengatakan, orang yang mudah tersulut emosi, biasanya tidak menyiapkan mental yang positif saat sebelum mulai berkendara.
“Jadi sebelum memasuki kabin kendaraan, pastikan untuk menghilangkan emosi negatif atau yang berlebihan. Mengemudilah dengan emosi yang stabil,” kata Marcell kepada Kompas.com, Rabu (11/11/2020).
Dengan perasaan yang positif sebelum mengemudi, kita jadi tidak gampang tersulut emosinya jika ada yang membuat jengkel di jalan. Marcell mengingatkan, sebesar 33 persen road rage bisa berujung pada kecelakaan.
“Untuk menciptakan pikiran yang positif sebelum berkendara, harus membangun kesadaran pribadi bahwa tidak ada gunanya kemarahan di jalan raya. Lebih baik mengalah karena akan membuat kita selamat,” ucap Marcell.
Selain itu, harus diingat untuk tidak pernah menyepelekan aktivitas mengemudi. Marcell mengatakan kalau mengemudi merupakan pekerjaan full time yang memerlukan konsentrasi fisik dan mental yang terus menerus.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/12/110200615/mengapa-pengguna-jalan-kerap-mudah-tersulut-emosi-