JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudikan mobil memang memerlukan keahlian. Namun, ada satu kondisi yang bisa menyebabkan keahlian saat mengemudi berkurang, yaitu adanya anxiety, kecemasaan, atau juga dikenal perasaan galau di hati dan pikiran saat berkendara.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, ketika kecemasan terjadi, daya nalar kognitifnya pengemudi akan berkurang.
“Kecemasaan ini bisa membuat dia gelisah, takut, panik. Artinya dia yang biasa membawa mobil dengan nyaman, malah menjadi kaku, serasa mengemudi di area yang sempit, pokoknya ketakutan,” kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (9/11/2020).
Ketika pengemudi panik, kemampuan logikanya jadi menurun, termasuk kebutuhan motoriknya. Untuk menghindari kecemasan saat mengemudi ini, yang pertama dilakukan yaitu mengetahui pemicu yang bisa membuat cemas.
“Ada saja yang takut masuk ke gang kecil, yang tidak ada markanya. Bisa juga dia cemas saat berinteraksi dengan truk atau kendaraan yang besar, bahkan ada saja yang enggak suka mengemudi di tol, karena ngeri,” kata Jusri.
Setelah tahu apa yang bisa memicu rasa cemas pengemudi, rencanakan perjalanannya, pertimbangkan rute yang dipilih. Sikapi rasa cemas tersebut dengan melihat rute yang akan dilalui, bisa dengan menghindari kondisi jalan yang membuat cemas.
“Setiap perjalanan harus direncanakan, kalau bisa rute-rute yang membuat cemas tersebut jangan dilewati. Kalau terpaksa melalui rute-rute yang ingin dihindari, harus tetap tenang,” kata Jusri.
Kemudian dia harus mengetahui titik proporsional diantara mobil atau mengetahui dimensi kendaraan. Jika sudah mengetahui patokannya, pengemudi jadi tidak khawatir jika terpaksa melalui jalan-jalan yang sempit.
“Pahami karakter dimensi kendaraan, jangan sekadar naik saja. Jadi jangan panik, sehingga memiliki patokan yang aman saat melakukan manuver di kondisi jalan apapun,” ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/10/114200015/bahaya-galau-saat-mengemudi-dan-cara-mencegahnya