JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak resesi rupanya juga berimbas pada pasar mobil bekas. Beberapa pemain, memprediksi akibat resesi akan membuat bisnis mobil seken kembali mengalami perlambatan.
Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan, resesi akan membuat segmen mobil menengah ke atas sepi peminat lantaran terbatasnya daya beli dari masyarakat.
Namun demikian, untuk konsumen yang mencari mobil lantaran kebutuhan yang arahnya ke fungsional, masih akan tetap berjalan meski lambat.
"Pengaruhnya ke segmen luxury akan menghilang sementara. Tapi untuk konsumen yang membutuhkan mobil sebagai transportasi, lebih ke fungsi, rasanya akan tetap berjalan," ujar Fischer kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2020).
"Jadi arahnya ke soal fungsi dari kendaraan, dari segi jenis akan banyak ke MPV atau city car, dan LCGC, tidak bisa berharap dari segmen menengah ke atas atau luxury," kata dia.
Fischer menjelaskan akibat resesi, konsumen akan lebih mengutamakan kebutuhan pokok. Karena itu, untuk konsumen yang sebelumnya tujuan membeli mobil bekas untuk peremajaan unit atau sekadar upgrade akan berkurang.
Misalnya dari konsumen LMPV yang ingin naik ke MPV medium atau SUV medium, atau bahkan mengganti unit yang sama namun dengan tahun yang lebih muda.
Hal senada juga diutarakan oleh Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih. Bahkan adanya resesi berpotensi akan mendorong kembali penjualan mobil tahun lawas karena punya harga yang jauh lebih terjangkan.
"Sebenarnya bukan hanya mobil menengah ke atas, tapi juga berat di mobil dengan tahun muda. Kenapa, karena harganya masih tinggi, dengan kondisi resesi pedagang juga sulit mengangkat (beli) karena jualnya juga tinggi," ucap Herjanto.
"Jadi yang jalan kemungkinan besar yah segmen seperti LCGC dan MPV tahun-tahun lawas lagi. Tapi memang secara kondisi ini sangat sulit diprediksi bagaimana nanti sampai akhir tahunnya," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/11/07/160200315/imbas-resesi-ini-prediksi-jenis-mobil-bekas-yang-bakal-naik-daun