JAKARTA, KOMPAS.com – Saat pandemi Covid-19 masih menyebar di Indonesia, penjualan double cabin (Dcab) bekas tambang malah naik. Dcab bekas tambang ini memang memiliki harga yang lebih murah dibanding bekas pemakaian pribadi.
Selisih harga antara dcab bekas tambang yang sudah diperbaiki dan bekas pemakaian pribadi bisa sekitar Rp 50 juta sampa Rp 70 juta. Sisa uang tersebut biasanya yang menjadi modal pemilik untuk mendandani sang Dcab alias modifikasi.
Pemilik diler Istana Mobil 4x4 di Samarinda Soni Setiawan mengatakan, rata-rata pembeli Dcab di tempatnya memiliki kelas ekonomi menengah ke atas.
“Karena kelas ekonominya menengah ke atas, rata-rata pembeli Dcab bekas tambang ini minta dimodifikasi mobilnya,” ucap Soni yang juga dikenal sebagai penggiat konten Youtube, kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Soni juga mengatakan kalau di dilernya, menerima berbagai jenis modifikasi pada Dcab. Mulai dari mengganti bumper depan dengan model bull bar, pelek, bahkan sampai mengubah tampilan Dcab dengan model terbaru.
Tidak sedikit pembeli dcab bekas tambang yang mengeluarkan biaya modifikasi hampir sama bahkan melebihi harga mobilnya. Contohnya Ford Ranger tahun 2014, pembeli menginginkan bodinya yang model 2019 dan rela membayar berapa saja biayanya.
Soni juga mengatakan, pembeli Dcab bekas tambang ini unik, mereka tidak terpaku dengan merek kendaraannya, tetapi sudah memiliki model yang disukai. Selain itu, mereka juga sudah ada bayangan akan seperti apa modifikasi yang akan dilakukan.
“Pembeli Dcab bekas tambang biasanya memilih mobilnya yang sesuai dengan keinginannya, tidak terpaku pada merek. Jadi kebutuhan di nomor duakan, paling penting kesenangan pribadi,” kata Soni
https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/17/112200015/dcab-bekas-tambang-marak-jadi-bahan-modifikasi-di-tengah-pandemi