JAKARTA, KOMPAS.com – Toilet biasa menjadi fasilitas pada bus antar kota antar provinsi (AKAP) dengan waktu tempuh yang lama. Namun toilet yang ada di kabin bus hanya bisa digunakan untuk buang air kecil saja.
Selain itu, toilet juga baru boleh digunakan saat bus sedang berjalan. Bahkan perusahaan otobus (PO) biasanya mengingatkan penumpan dengan menempel stiker bertuliskan larangan BAB dan hanya digunakan saat bus berjalan.
Bagi penumpang yang ingin buang air besar, harus menunggu bus istirahat atau meminta pengemudi untuk menepi di SPBU. Lalu mengapa tidak boleh buang air besar di toilet bus?
Sales Staff karoseri Tentrem, Dimas Raditya mengatakan, toilet yang ada di kabin bus kebanyakan masih belum memiliki tangki pembuangan, jadi langsung dibuang ke jalanan.
“Sebenarnya bisa disertai dengan septic tank, tapi harus pesanan khusus. Selain itu jarang juga yang memesan untuk memakai septic tank,” kata Dimas kepada Kompas.com, Kamis (27/8/2020).
Walaupun kotorannya akan dibuang ke jalanan, buang air besar di toilet bus tetap dilarang. Karena bukanlah hal yang higenis, bahkan bisa menjadi sumber penyakit jika ada kotoran padat di jalanan.
Export Manager karoseri Laksana, Werry Yulianto mengatakan, dari karoseri memang menyarankan bus untuk memakai septic tank, namun tetap saja tangki tersebut bukan untuk menyimpan kotoran padat.
“Disarankan untuk pakai septic tank. Cuma, banyak yang malas bersihkan jadi enggak mau pasang. Sebenarnya tidak terlalu repot, tinggal dibuka tutup tangki penampungnya saja dan dibilas kalau dibersihkan,” ucap Werry kepada Kompas.com.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/28/104200715/alasan-kenapa-toilet-bus-bukan-untuk-bab