JAKARTA, KOMPAS.com – Kecelakaan kembali terjadi di Tol Cipali pada hari Minggu (23/8/2020) yang melibatkan truk, bus, dan minibus. Kronologinya, truk yang sedang berhenti di bahu jalan kemudian ditabrak oleh bus kemudian terguling dan ditabrak oleh mikrobus.
Kecelakaan seperti ini menambah catatan buruk pengemudi bus yang masih saja menggunakan bahu jalan sebagai lajur untuk menyalip. Kemudian penumpang yang tidak bersalah malah menjadi korban karena perilaku pengemudi.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengatakan, kurangnya pemahaman tentang aturan oleh pengemudi masih saja rendah.
“Ini adalah bentuk pemahaman tentang bahaya dan risiko yang sangat rendah yang ada di masyarakat pengguna kendaraan bermotor di jalan,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Senin (24/8/2020).
Jusri mengatakan, mereka tidak tahu bahwa setiap peraturan tidak hanya sekadar aturan, tetapi ada aspek yang terkandung di dalamnya. Pertama yaitu aspek keselamatan dan kenyamanan bagi para pengguna jalan.
“Pertimbangan utama saat membuat aturan yaitu pada aspek keselamatan. Namun masyarakat hanya memandangnya sebagai aturan saja, sehingga mereka hanya tertib kalau ada petugas,” kata Jusri.
Jusri sangat prihatin dengan terjadinya hal ini, terutama kepada penumpang yang tidak bersalah dan harus menjadi korban karena perilaku pengemudi. Kemudian, menyalip dari kiri juga merupakan tindakan yang berisiko bagi kendaraan setir kanan.
Training Director The Real Driving Centre, Marcell Kurniawan mengatakan, kendaraan yang posisi setirnya di kanan, dilarang untuk menyalip dari sisi kiri.
“Hal ini dikarenakan pengemudi tidak mendapatkan pandangan yang luas di depan sebelah kirinya. Sehingga kecelakaan tabrak truk di bahu jalan sangat mungkin terjadi,” kata Marcell kepada Kompas.com.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/24/174100315/masih-ada-pengemudi-bus-yang-abaikan-keselamatan