JAKARTA, KOMPAS.com - Selama masa pandemi Covid-19, ojek online (ojol) memasang partisi sebagai sekat antara pengendara dan penumpang. Tujuannya yakni untuk menekan penularan virus.
Timbul pertanyaan apakah partisi tersebut bisa membahayakan saat berkendara. Sebab dari kacamata safety riding partisi bisa jadi hambatan saat naik motor dan menyebabkan hal tidak diinginkan.
Johanes Lucky, Manager Safety Riding Astra Honda Motor (AHM) mendefinisikan, idealnya memang tidak ada sekat saat mengendarai motor, tapi masih diperbolehkan dengan beberapa syarat.
"Selama dimensi dari partisi tidak melebihi, misalnya tingginya tidak melebihi kepala, lebarnya tidak melebihi bahu, partisi masih aman untuk digunakan," katanya saat video telekonferensi, Selasa (5/8/2020).
Di sisi lain, Ahmad Muhibbudin, GM Corporate Communication AHM, mengatakan, soal keamanan setiap pengendara ojol pastinya memahami risiko memakai partisi dan punya cara mengendalikannya.
"Saat memakai partisi misalkan laju motornya sedikit tertahan, sang pengendara pasti sudah tahu itu dan kemudian memelankan motornya. Buat saya itu bisa jadi pengingat keselamatan juga," katanya.
Muhib panggilannya, mengatakan, partisi atau sekat yang diterapkan pada ojol merupakan tindakan yang harus diapresiasi karena tujuannya untuk menekan penularan virus.
"Buat saya (partisi) seperti itu merupakan turunan dari protokol kesehatan yang kita ketahui. Di mana protokol kesehatan itu kan pakai masker, mencuci tangan, dan jaga jarak. Jadi itu turunan," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/05/184100015/sudut-pandang-safety-riding-melihat-partisi-ojol