JAKARTA, KOMPAS.com – Bus dan truk difungsikan sebagai kendaraan untuk berniaga. Oleh karena itu, biaya pengeluaran seperti operasional sangat penting dan memengaruhi pendapatan atau penghasilan perusahaan tersebut.
Ban merupakan komponen penting pada kendaraan, termasuk pada usia pakainya. Karena pada kendaraan niaga, sangat diperhitungkan berapa biaya yang bisa dihemat dari pemakaian ban yang baik.
Menghitung biaya operasional dari ban, perusahaan menggunakan rumus perbandingan antara harga ban dengan berapa jarak yang bisa ditempuh atau biasa dikenal dengan Cost Per Kilometer (CPK).
Independent Tire Analyst dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, fungsi kendaraan niaga seperti truk atau bus memang untuk bekerja.
“Jika untuk bekerja, maka harus dihitung semua hasil perolehan dikurangi dengan semua biaya operasional, salah satunya ban,” kata Bambang kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Bambang juga mengatakan, dalam bisnis bus dan truk, basis untuk menghitung tarif yaitu berdasarkan jarak trayek atau jurusannya. Oleh karena itu, cara mudah untuk memasukkan ban dalam biaya operasional yaitu dengan menggunaka CPK.
Cara menghitung biaya ban berdasarkam CPK yaitu, harga ban dibagi dengan berapa jauh ban tersebut digunakan. Hasilnya akan keluar biaya per kilometer untuk satu ban, tinggal di kali dengan jumlah ban yang ada di truk/bus.
“Misalnya satu ban baru seharga Rp 3.500.000, mampu digunakan untuk 100.000 kilometer. Berarti CPK nya Rp 35/kilometer. Jika ada sepuluh ban, totalnya menjadi Rp 350/kilometer,” ucap Bambang.
Setelah memiliki CPK dari ban, biayanya bisa ditambah ke komponen operasional lainnya seperti bahan bakar, oli dan perawatan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/03/092200915/memilih-ban-untuk-kendaraan-niaga-jangan-lupa-hitung-cpk