JAKARTA, KOMPAS.com – Penggunaan jok motor dari bahan busa latex sedang terkenal di kalangan pengguna sepeda motor. Busa latex yang awalnya dipakai sebagai pelapis sofa ataupun tempat tidur ini, memang cukup efektif membuat rasa berkendara jadi lebih nyaman.
Meski terkenal empuk, tapi busa latex ternyata punya kekurangan. Jadi bagi Anda yang berencana mengganti jok standar dengan bahan ini, ada baiknya untuk mengetahui sambil mempertimbangkan plus minusnya.
Aril Syahril, pemilik bengkel spesialis Cikaret Jok Motor di Cibinong, Jawa Barat, mengatakan, busa latex lebih sulit dibentuk ketimbang busa jok biasa.
“Kalau pakai busa latex biasanya bentuknya enggak bisa macam-macam, cuma rata gitu saja. Kalau busa jok biasa kan bisa dibentuk lebih bervariasi untuk modifikasi,” ucap Aril, kepada Kompas.com (21/6/2020).
Selain itu, penggunaan busa latex paling efektif jika menyematkan dua sampai tiga lapis. Namun hal ini menyebabkan jok jadi lebih tinggi dari ukuran standarnya.
“Kalau cuma satu lapis kurang terasa empuk sebetulnya, karena dia langsung kempis saat diduduki. Tapi kalau kebanyakan jok jadi kelihatan kurang bagus, agak membulat gitu,” kata Aril.
Di samping itu, banderol busa latex juga terbilang agak mahal jika dibandingkan busa jok biasa. Menurut Aril, harganya bervariasi tergantung ketebalan dan lebar jok. Biasanya sekitar Rp 200.000 sampai Rp 400.000.
“Jadi buat yang suka modifikasi sebetulnya enggak cocok. Lebih cocok buat yang suka touring, pakai minimal dua lapis biar terasa empuk, tapi penampilannya kalau ketebalan memang kurang oke,” ujar Aril.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/23/174100115/terkenal-lebih-empuk-ini-kekurangan-jok-motor-pakai-busa-latex