JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah diler mobil menghadirkan promo dengan memberikan diskon secara besar-besaran kepada konsumen. Apalagi di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini, di mana penjualan mobil baru anjlok.
Tidak tanggung-tanggung, potongan harga yang ditawarkan mulai puluhan juta rupiah hingga lebih dari Rp 100 juta.
Diskon ini tentunya sangat menarik minat calon konsumen yang ingin membeli mobil baru dengan harga lebih murah.
Besarnya potongan harga ini apakah juga akan berpengaruh terhadap kondisi penjualan mobil bekas hingga ikut menurunkan harga jualnya?
Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih mengatakan, besarnya diskon tersebut tidak akan berpengaruh pada harga jual mobil bekas.
Sebaliknya, menurutnya banyaknya penjualan mobil baru akan berpengaruh terhadap perputaran mobil bekas.
“Kalau soal harga ya tetap saja seperti kondisi saat ini, tidak banyak berpengaruh. Kalau untuk perputaran mobilnya justru akan lebih kencang atau lebih bagus,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (21/6/2020).
Alasannya, tambah Herjanto, semakin banyak orang membeli mobil, otomatis juga akan bertambah yang menjual mobil.
Dia mencontohkan, misalkan ada pembeli yang ingin membeli mobil baru karena downgrade dari mobil yang sebelumnya atau ada yang sedikit naik tingkat dari sebelumnya.
Otomatis, orang tersebut juga akan menjual mobilnya untuk membeli mobil baru. Dengan begitu, maka jumlah mobil bekas atau perputarannya akan lebih kencang dengan hadirnya diskon mobil-mobil baru.
“Penjualan mobil bekas dengan harga yang baru tapi ya turun, apalagi dengan kondisi sekarang new normal banyak yang memilih kendaraan pribadi,” katanya.
Herjanto memprediksi kondisi penjualan mobil bekas baru akan kembali ramai pada November hingga Desember 2020.
Sedangkan untuk saat ini kondisinya masih terkendala dengan adanya pandemi Covid-19 atau masih lesu.
“Prediksi di bulan Agustus baru normal kembali, boomnya di bulan November Desember,” katanya.
MPV Jadi Incaran
Memasuki masa transisi menuju new normal, banyak perubahan baru yang dilakukan oleh masyarakat. Termasuk dalam hal memilih jenis mobil bekas untuk menunjang kegiatan sehari-hari.
Meski saat ini kondisi penjualan mobil bekas belum terlihat geliatnya kembali, tetapi dalam satu hingga dua bulan ke depan penjualannya diprediksi sudah berangsur normal.
Herjanto mengatakan, untuk kondisi saat ini masih belum ada perubahan dibandingkan dengan sebelumnya.
Di mana penjualan mobkas juga masih lesu terlebih dengan ditutupnya perkantoran selama beberapa bulan termasuk bursa mobil bekas.
“Kalau bulan Juni ini sepertinya belum bisa kembali seperti semula, kemungkinan Juli atau September itu baru bisa kembali normal,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.
Dengan kondisi seperti saat ini, Herjanto memprediksi, ada peningkatan jumlah peminat mobil tipe Multi Purpose Vehicle ( MPV). Selain bisa memuat banyak, menurutnya pertimbangan harga juga menjadi salah satu yang mendasarinya.
“Prediksi saya yang akan menjadi dominan atau yang paling banyak peminatnya itu tipe-tipe MPV, seperti Calya, Sigra dan juga Ertiga. Itu yang akan mendominasi nantinya,” katanya.
Herjanto menambahkan, untuk harga mobil bekas dari tipe-tipe tersebut berkisar antara Rp 80 juta sampai dengan Rp 100 jutaan.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/22/101200715/mobil-baru-obral-diskon-besar-harga-mobil-bekas-jadi-anjlok