JAKARTA, KOMPAS.com – Baru-baru ini kabar soal penghapusan BBM jenis Premiun santer terdengar. Isu ini berkembang dari sebuah diskusi virtual yang menyatakan bahwa Pertamina bakal menyederhanakan produk-produknya.
Seperti diketahui, produk BBM Pertamina terbilang sangat lengkap dari jenis Premium, Pertalite, Pertamax, hingga Pertamax Turbo. Sementara jenis bahan bakar mesin diesel mulai dari Solar, Bio Solar, Dex Lite, hingga Pertamina Dex.
Dalam diskusi tersebut, tercetus ide untuk menghapus Premium, Solar, dan Pertalie yang dinilai tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Np 20 Tahun 2017.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, mengatakan, filosofi penyederhanaan produk ini sesuai regulasi Pemerintah dan kesepakatan dunia tentang lingkungan.
Di mana seluruh negara harus berupaya menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan standar BBM minimal RON 91 dan CN (Cetane Number) minimal 51.
“Jadi sesuai ketentuan itu, Pertamina akan memprioritaskan produk-produk yang ramah lingkungan,” ucap Nicke dalam keterangan tertulis (18/6/2020).
Apalagi menurutnya, kita sudah bisa merasakan bersihnya langit dan udara yang lebih baik pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Oleh sebab itu, pihaknya akan terus mendorong masyarakat menggunakan BBM yang ramah lingkungan.
Meski begitu, terkait rencana penyederhanaan produk, sampai saat ini Pertamina masih berkoordinasi dengan pemerintah.
“Kita akan simplikasi produk, karena jumlah produk ini nanti akan memudahkan distribusi dan dengan harga yang lebih affordable,” kata Nicke.
Sementara itu, menjawab keresahan masyarakat terkait rencana penghapusan Premium, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman, memastikan bahwa BBM dengan RON 88 ini masih tersedia di pasaran.
“Saat ini, sesuai ketentuan yang ada, Pertamina masih menyalurkan Premium di SPBU,” ujar Fajriyah, dalam kesempatan yang sama.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/06/18/134200615/kabar-bbm-premium-mau-dihapus-ini-kata-pertamina