JAKARTA, KOMPAS.com – Mengemudi di jalan bebas hambatan atau tol memang terbebas dari adanya persimpangan ataupun lampu lalu lintas. Tetapi, jalan tol yang seharusnya bisa menghemat waktu, tetap saja ramai dan macet.
Kondisi ini terjadi karena banyak pengguna jalan tol yang belum disiplin. Disiplin ketika berada di jalan tol yaitu mengenai lajur dan kecepatan. Kedua hal ini saling berhubungan agar terciptanya jalan tol yang tidak macet.
Jusri Pulubuhu, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, berapa pun ruas tol yang ditambah, selama pengemudi masih tidak disiplin lajur dan kecepatan, kemacetan tetap akan terjadi.
“Tol itu semestinya bisa mengurai kemacetan, bilamana pengemudi memiliki komitmen dengan kecepatan dan ketertiban lajur,” kata Jusri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Kunci dari jalan tol itu adalah kecepatan yang konstan. Pengemudi yang menggunakan jalan tol harus berada di kecepatan yang konstan, terlebih lagi jika tertib lajur, tidak akan ada kemacetan.
“Kalau kecepatan mobil yang ada di jalan tol bervariasi, perlambatan secara tiba-tiba dari satu mobil bisa mengular ke kendaraan di belakangnya. Hal ini yang menyebabkan kemacetan,” ucap Jusri.
Pengurangan kecepatan tidak hanya ketika mobil mengerem, tetapi saat berpindah-pindah lajur juga. Ketika mobil berpindah-pindah lajur, bisa mengganggu kecepatan kendaraan lain yang konstan.
“Karena perilaku yang suka berpindah lajur, bisa mengganggu kendaraan di lajur lain yang memiliki kecepatan konstan. Oleh karena itu tertib lajur juga harus diutamakan ketika berada di jalan tol,” ujar Jusri.
Termasuk mobil yang langsam di lajur paling kanan jalan tol. Perilaku ini salah, karena idealnya lajur paling kanan hanya diunakan untuk menyalip kendaraan di depan. Selesai menyalip, harus kembali lagi ke kiri atau lajur tengah.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/26/104200515/mobil-langsam-di-lajur-kanan-malah-bikin-macet-ini-alasannya