JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sedikit orang yang lebih memilih untuk melakukan perjalanan pada malam hari. Entah karena menghindari kemacetan, atau baru selesai melakukan segala aktifitasnya.
Selain itu, kondisi yang lebih sejuk juga menjadi alasan beberapa orang memutuskan untuk berkendara di malam hari. Padahal risiko berkendara pada malam hari disebut lebih banyak ketimbang waktu siang.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan, salah satu alasan yang membuat risiko berkendara pada malam hari lebih besar adalah soal visibilitas.
“Seterang-terangnya lampu kendaraan kita, tetap jauh lebih terang cahaya pada siang hari. Hal ini yang membuat visibilitas kita akan terbatas saat malam hari,” ujar Jusri kepada Kompas.com.
Tidak hanya itu, kondisi biologis atau fisik manusia yang sudah menurun saat malam hari juga menjadi peluang meningkatnya risiko kecelakaan.
“Jam biologis manusia itu kalau sudah malam waktunya istirahat. Kalau digunakan untuk tetap beraktifitas tentu ada batasannya, pasti akan cepat lelah dan mengantukm” kata Jusri.
Namun, menurut Jusri, ada cara yang bisa dilakukan agar tetap aman saat berkendara pada malam hari, salah satunya dengan cara mempersiapkan tubuh dengan istirahat yang cukup saat siang hari.
“Kalau terpaksa harus berkendara pada malam hari, lakukan persiapan dengan tidur siang. Ini akan membantu badan menjadi lebih segar saat malam hari,” katanya.
Dengan kondisi badan yang lebih segar dan siap, kewaspadaan saat berkendara pun akan tetap terjaga. Sehingga peluang terjadinya kecelakaan bisa diminimalisir.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/24/073200315/jangan-sepelekan-trik-berkendara-aman-di-malam-hari