Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengendara Motor Matik

SEMARANG, KOMPAS.com - Mengendarai sepeda motor dengan transmisi otomatis memang terkesan lebih praktis, jika dibandingkan dengan motor manual atau bahkan yang menggunakan kopling.

Pengendara hanya cukup memutar gas dan motor akan melaju sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Namun, dalam praktiknya banyak pengendara skuter matik (skutik) ini yang masih melakukan kesalahan saat berkendara.

Berikut tiga kesalahan yang sering dilakukan oleh pengendara motor matik

1. Menarik gas tiba-tiba

Tak sedikit pengendara motor matik yang menarik gas secara tiba-tiba agar bisa mendapatkan tenaga lebih besar.

Tujuannya adalah agar akselerasi motor lebih cepat. Padahal, mendapatkan tenaga motor dengan cara seperti ini justru salah.

Safety Riding Supervisor Astra Motor Jateng Oke Desiyanto mengatakan, kebiasaan ini akan berakibat pada komponen mesin, transmisi, dan ban akan menjadi lebih cepat aus.

“Hal ini karena selalu mendapat stres (tekanan berlebihan) berulang-ulang. Sebaiknya, dibiasakan membuka gas selalu dengan cara mengurut (bertahap), sehingga kecepatan sesuai dengan kebutuhan,” katanya kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Keuntungannya, Oke menambahkan, adalah membantu mesin mendapatkan pembakaran yang optimal, sehingga lebih irit bahan bakar dan komponen lebih awet karena tidak mengalami stres berulang.

2. Menahan gas dan rem bersamaan

Kesalahan kedua yang juga sering dilakukan, yaitu menahan gas dan rem bersamaan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseimbangan saat berkendara.

Padahal, kebiasaan ini juga akan berakibat pada komponen pengereman seperti kampas rem serta kopling juga akan lebih cepat aus.

“Untuk mendapatkan keseimbangan saat berkendara perlu adanya latihan. Berlatih untuk mendapatkan keseimbangan dengan cara mengolah keterampilan berkendara tanpa kaki turun di kecepatan ekstra rendah atau sangat pelan,” ucapnya.

Makin lama bertahan berkendara di kecepatan rendah tanpa kaki turun, maka akan lebih mahir menjaga keseimbangan.

“Sehingga, kebiasaan menjaga keseimbangan dengan menahan rem dan gas bisa dihilangkan,” tutur Oke.

3. Menggunakan rem belakang saja

Kesalahan ketiga, yakni menggunakan rem belakang saja. Banyak yang merasa khawatir saat menggunakan rem depan akan menyebabkan roda terkunci dan jatuh.

“Yang benar adalah penggunaan rem belakang saja hanya dilakukan jika butuh menurunkan laju kendaraan dan tetap bergerak atau menyesuaikan kebutuhan kecepatan dengan sekitarnya,” ucap Oke.

Jika ingin mengerem untuk berhenti, kata Oke, maka kedua rem digunakan bersama-sama dengan rem depan lebih kuat dibanding rem belakang.

Akibatnya, jika selalu mengandalkan rem belakang saja adalah jarak pengereman yang dihasilkan lebih panjang dibanding dengan menggunakan kedua rem bersamaan.

“Ini menjadi potensi bahaya jika ruang yang tersedia untuk mengerem hingga berhenti terbatas. Gunakan prosedur pengereman yang benar sehingga lebih aman dan potensi bahaya rendah,” ujarnya.

Hal itu termasuk jika banyak melewati turunan panjang, gunakan rem bergantian untuk menghindari panas berlebihan (penyebab rem loss) dan optimalkan engine brake.

“Khusus matik agar bisa ada engine brake, gas harus ditahan agar kopling tersambung sehingga kecepatan roda belakang yang lebih tinggi bisa ditahan oleh putaran mesin yang rendah,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/16/110200815/3-kesalahan-yang-sering-dilakukan-pengendara-motor-matik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke