JAKARTA, KOMPAS.com - Menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan rendah secara rutin, akan menyebabkan kerusakan pada bagian mesin kendaraan.
Bahkan, dalam kasus tertentu bisa kehilangan garansi resmi yang sudah diberikan oleh produsen.
Service Department Head 2W, 4W, dan Marine PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Riecky Patrayudha, mengatakan, dampak dari penggunaan BBM di bawah oktan 92 bisa membuat crankshaft mobil menjadi bengkok atau patah.
Jika hal tersebut terjadi, perbaikan bisa menghabiskan biaya jutaan rupiah.
“Dampak dari penggunaan BBM kualitas rendah atau di bawah standar pabrikan beragam. Mulai dari tersumbatnya injector yang bisa diperbaiki hanya dengan melakukan pembersihkan, carbon cleaning dengan membuka head cylinder karena banyaknya deposit karbon, sampai ke overhaul engine karena mungkin crankshaft bengkok atau patah,” ujar Riecky kepada Kompas.com.
Riecky melanjutkan, “Jika hanya membersihkan injector, biayanya kisaran ratusan ribu rupiah. Tetapi ketika masalahnya sudah sampai overhaul engine, bisa jutaan rupiah (biayanya),”
Sebaiknya, jangan terlalu menganggap enteng mengenai hal ini. Sebab, jika mobil terlalu sering mengongsumsi BBM seperti Premium dan Pertalite tidak akan menutup kemungkinan crankshaft bisa bermasalah dengan cepat.
“Pertama, injector tidak bisa berfungsi maksimal karena ada deposit di sana. Sehingga, bisa menyebabkan injector tidak menyemprotkan bahan bakar sesuai kebutuhan. Bila terlalu banyak, bisa menyebabkan liquid hammer yang pada akhirnya dalam pemakaian jangan panjang bisa menyebabkan crankshaft akan patah,” kata Riecky.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/14/182317615/mitos-atau-fakta-minum-bbm-premium-dan-pertalite-biaya-servis-mobil-lebih