JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring kemajuan teknologi saat ini banyak mobil bertransmisi matik dipasarkan di Indonesia. Lantas, apakah masih perlu belajar mengemudi mobil memakai transmisi manual?
Selama ini ada anggapan, jika ingin belajar mobil maka sebaiknya pakai mobil manual. Anggapan tersebut tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan tidak ada keharusan belajar mobil menggunakan transmisi manual.
Apalagi saat ini banyak di negara maju, sekolah mengemudi mobil sudah tidak menyediakan mobil manual.
"Tidak ada keharusan mereka membawa mobil manual sebagai mobil pertama. Karena di sekolah mengemudi di luar negeri sudah tidak ada, mobil manual dianggap usang dan hanya keperluan hobi, bahkan truk saja sudah matik," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Meski begitu katanya, bukan berarti belajar mobil manual tidak penting lagi, sebab bisa membawa mobil manual cukup direkomendasikan karena punya berbagai manfaat.
"Yang paling dirasakan yaitu melatih feeling dalam melakukan manajemen gas dan kopling. Sebab ini dasar dan dia akan tahu kapan mengetahui mengenai ganti presneling," kata Jusri kepada Kompas.com, belum lama ini.
Jusri mengatakan, banyak yang akan diperoleh dan jadi bekal jika menguasai manajemen tiga pedal yaitu gas, kopling dan rem pada mobil manual, yang tidak ditemukan di mobil matik karena hanya gas dan rem.
"Kemampuan dalam mengatur gas dan kopling, dalam mobil kondisi permukaan licin misalnya, kita memerlukan pengaturan gas yang sensitif, yang mungkin tidak akan kita dapat di mobil matik," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/13/074200815/seberapa-penting-pemula-belajar-mobil-manual