JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan membuat masyarakat mengisolasi diri di rumah, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 atau virus corona.
Buat yang mematuhi PSBB maka mobil akan lebih sering berada di garasi. Sebab, jarang dipakai lantas timbul pertanyaan perlukah pemilik mencopot aki, supaya aki tidak cepat soak.
Seperti diketahui, meski mobil tidak hidup aki tetap mengalirkan arus listrik ke sejumlah komponen. Karena itu mobil dianjurkan dipanaskan tiap hari untuk mengecas aki, supaya tidak gampang drop.
Service Parts Division Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi, mengatakan, boleh saja melepas aki jika memang mobil bakal ''nganggur'' lama'. Tapi kalau masih hitungan hari tidak perlu.
"Jangka waktu kurang dari satu minggu masih aman dan tidak perlu dilepas. Kalau sudah lebih dari dua minggu atau sampai tiga minggu lebih itu sebaiknya akinya dilepas,” kata Anjar kepada Kompas.com, belum lama ini.
Berbeda jika mobil akan tidak dipakai dalam waktu lama. Aki sebaiknya dicopot karena arus aki bisa berkurang. Hal ini untuk menjaga agar kondisi aki tetap terjaga dan tidak soak atau rusak saat digunakan.
"Kalau tidak dilepas, akinya akan ter-discharge untuk beberapa komponen. Seperti alarm, jam, hambatan kabel dan dark current. Jadi kalau dicabut maka tidak akan ada beban sama sekali,” ujarnya.
Cara Melepas
Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor ( TAM) Didi Ahadi menjelaskan, saat akan melepas dan memasang aki tidak boleh sembarangan. Tetapi dengan tahapan yang benar, untuk menghindari korsleting.
"Saat akan mencopot aki didahulukan untuk melepas kabel yang ada di pole kutub negatif. Setelah terlepas barulah kabel di pole kutub positif baru dilepas,” kata Didi saat dihubungi Kompas.com.
Sedangkan saat akan memasang, Didi melanjutkan, tahapan yang dilakukan berbalikan, yakni pasang dulu kabel di pole positif, baru dilanjutkan dengan memasang kabel di pole negatif.
“Hal ini untuk menghindari terjadinya korsleting listrik saat melakukan pemasangan,” ucapnya.
Meski terlihat sepele hal ini penting sebab jika saat pemasangan kabel aki didahulukan yang negatif, dan jika kabel positif tersentuh bodi maka bisa menyebabkan korsleting.
Mobil Sulit Distarter
Pada kasus tertentu, mobil kerap menjadi sulit untuk distarter. Padahal, kondisi aki dan oli masih terlihat baik-baik saja mengingat baru diganti di tiga bulan belakangan.
Didi Ahadi mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena ada beberapa bagian yang bermasalah akibat kurangnya perawatan. Seperti, busi, alternator, hingga suhu mobil.
Busi yang kotor atau sudah tua itu bisa membuat mobil sulit distarter. Sebab, dia (busi kotor) bisa menghambat percikan bunga api yang dibutuhkan supaya mesin mobil dapat menyala," katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Kemudian, penyebab lainnya adalah alternator yang rusak. Alternator merupakan komponen penting yang berfungsi mengalirkan listrik ke aki.
"Jika ini rusak, wajar kalau sulit distarter. Tapi jarang sekali kalau tidak ada kejadian apa-apa alternator rusak. Walau demikian bukan sama sekali tidak ada potensi," ujar Didi.
Selain dua bagian itu, penyebab mobil sulit distarter bisa juga dikarenakan koil bermasalah. Untuk diketahui, komponen kecil ini fungsinya untuk menggandakan tegangan listrik dalam jumlah sangat besar ke aki.
Jika bagian ini tak berfungsi dengan baik, maka arus listrik yang mengalir ke busi tidak optimal. Adapun penyebab koil bisa bermasalah karena suhunya terlampau panas.
"Oleh sebab itu, penting sekali untuk tetap merawat mobil walaupun kebanyakan dibiarkan di garasi. Sederhana saja, seperti dipanaskan, dicek air radiator, rembesan oli, sampai bagian aki. Jadi ketika ingin kembali digunakan, mobil siap," kata Didi.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/05/07/114200015/mobil-kelamaan-nganggur-di-garasi-perlukah-aki-dicopot