JAKARTA, KOMPAS.com - Pedal kopling merupakan salah satu bagian penting di mobil bertransmisi manual, yang sering digunakan pengemudi untuk mengatur laju kendaraan.
Pada kondisi tertentu, intensitas penggunaan bagian ini meningkat seperti ketika hendak parkir (memaju dan mundurkan mobil) ataupun kondisi macet.
Namun sayangnya, masih banyak pengguna yang kerap menggunakan pedal kopling secara berlebihan. Sehingga, dalam jangka menengah dan panjang timbul hal-hal yang tak diinginkan pada mobil kesayangan.
Bambang Supriyadi, Head Product Improvement/EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menyatakan, satu di antaranya ialah praktik menginjak pedal kopling setengah.
"Selain menempelkan kaki di pedal kopling ketika mobil sedang berjalan, pengendara juga sering menginjak kopling setengah. Umumnya, ini digunakan saat pindah gigi atau macet di tanjakan," katanya kepada Kompas.com, Rabu (29/4/2020).
Padahal, prilaku tersebut bisa mendatangkan hal buruk. Mulai dari kopling cepat aus sampai timbulnya kecelakaan karena pengemudi cepat lelah atau pegal dan tidak sigap.
"Orang menginjak kopling setengah itu seringnya untuk menahan kendaraan turun ketika macet di tanjakkan. Itu tidak dibenarkan, sebab untuk menahan laju kendaraan baiknya melakukan pengereman," ujar Bambang.
"Bila prilaku itu tidak diubah, kopling cepat habis atau bahkan mengalami kerusakan. Jadi biasakan tidak melakukan hal tersebut," lanjutnya.
Pada kesempatan terpisah, Trainer dari Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam menjelaskan, dampak dari menggunakan kopling setengah meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas.
"Kalau kaki kiri di atas kopling, pada saat kaget atau mau berhenti yang diinjak kopling dulu, bukan rem. Maka biasakan gunakan rem dan letakkan kaki di footrest ketika mobil berjalan, bukan di pedal kopling," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/30/101200715/efek-buruk-jika-pengemudi-mobil-transmisi-manual-sering-injak-setengah