JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah ada larangan mudik, namun polisi mengakui masih ada beberapa masyarakat yang nekat mudik atau pulang kampung keluar dari Jakarta. Kondisi ini dilakukan bukan hanya pada mobil pribadi, termasuk oleh Perusahaan Otobus (PO).
Kondisi ini disampaikan oleh Direktur Keamanan dan Keselamatan (Dirkamsel) Korlantas Polri Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana, saat melakukan diskusi daring dengan Institut Studi Transportasi (Instran), Minggu (26/4/2020).
Menurut Chryshnanda, memang tak sedikit pemudik colongan atau yang memanfaatkan momen di saat petugas sedang lengah, contohnya seperti pada waktu malam hari atau melintasi jalur tikus.
"Polisi juga dilematis, orang mengatakan tidak tegas. Tapi kalau lihat di tol sudah tidak ada diskusi. Memang pasti ada kucing-kucingan, terutama malam hari," ujar Chrysnanda, Minggu (26/4/2020).
Chryshnanda menjelaskan, masih banyak personel kepolisian yang memang kecolongan sehingga ada bus yang masih bisa beroperasi dengan membawa penumpang. Karena itu, dia berharap ada kerja sama dari seluruh pihak.
Sementara untuk tindakan, polisi sampai dengan saat ini mencoba mengedepankan langkap preventif guna menghindari adanya konflik.
"Kucing-kucingan di jalan tikus ini akan menjadi perhatian kami, mungkin kami juga akan bekerja sama dengan perhubungan darat dan mitra-mitranya," kata Chrysnanda.
Direktur Utama PO SAN Putra Sejahterah yang juga Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan, sebelumnya mengatakan bila pembatasan atau penyekatan di beberapa titik daerah masih lemah.
Kondisi tersebut membuat adanya operator bus yang tetap mengoperasikan armada dengan membawa penumpang.
"Di Pekanbaru kami diminta tidak berangkat, di Jambi disetop, yang kami binggung, pagi tadi kami monitor di Merak ada beberapa PO yang jurusan ke Pati tetep turun dan jalan," ujar pria yang akrab disapa Sani.
"Ini menjadi capture yang kurang tegas dan intensnya dari aparat. Kalau saya cermati ini terjadi di malam hari, pada perbatasan-perbatasan. Ada beberapa teman PO tahu lah kondisi dan rahasia di lapangan," ucap Sani.
Kepada Kompas.com, Sani juga sebelumnya sudah membenarkan bila ada bus yang menarik penumpang dengan cara menyembunyikan di dalam bagasi. Namun demikian, hal tersebut dilakukan karena penumpangnya yang memaksa.
"Kejadiannya di Ciledug, tapi bukan terminal resmi. Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik, artinya kemauan dari penumpang atau masyarakatnya. Karena takut ada razia jadi penumpang itu mau duduk di dalam bagasi dulu," kata Sani.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/27/030200515/masih-ada-po-bus-yang-kucing-kucingan-angkut-pemudik