Namun demikian, Diko Oktaviano selaku Aftermarket Technical Support NGK Busi Indonesia, mengatakan, paling mudah yaitu dengan patokan kilometer, karena jika melihat kondisi fisik cukup sulit harus bongkar busi.
"Kriteria penggantian busi yakni berdasarkan Km dan fisik. Tapi kalau dari fisik artinya harus sering mengecek busi, dan sulit menentukan kondisinya, jadi paling gampang dari Km," kata Diko saat sesi tanya jawab lewat Instagram live, Kamis (9/4/2020).
Diko mengatakan, busi standar NGK bisa bertahan sampai 6.000 km, setelah itu harus ganti. Walaupun patokan itu juga tidak mutlak karena tergantung banyak hal seperti kondisi jalan dan intensitas pemakaian.
Untuk itu kata Diko, bisa dicari rumus mudahnya kapan waktu yang tepat harus ganti busi. Caranya yaitu masa pakai busi sebesar 6.000 km dibagi dengan rata-rata jarak tempuh per hari.
"Misalkan dalam satu hari kita rata-rata berpergian jarak 10 km. Dibuat saja sampai 6.000 km itu berapa lama. Misalkan sampai tiga bulan, itu saja yang dipegang, dikaitkan dengan periode," katanya.
Diko mengingatkan, jangan kompromi dengan kesehatan busi. Sebab busi yang baik berpengaruh pada kinerja mesin. Jangan sampai karena malas mengganti busi kemudian mobil atau motor malah mogok.
"Lebih baik melakukan pencegahan, preventif ketimbang sudah rusak. Misalkan buat pengendara ojol, misalkan kita kompromi (ganti busi) dan motor mogok saat membawa penumpang kan tidak enak," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/09/192100015/rumus-mudah-kapan-waktu-tepat-mengganti-busi-kendaraan-