JAKARTA, KOMPAS.com - Di antara deretan motor listrik yang beredar di Indonesia, BF Goodrich dengan percaya diri menawarkan sesuatu yang berbeda. Pabrikan asal Semarang, Jawa Tengah, ini menghadirkan BF-CG yang memiliki tampilan layaknya motor custom.
Dari segi desain, BF-CG mengusung desain cafe racer. Pembahasan mengenai desainnya sudah dibahas pada artikel sebelumnya.
Sedikit sejarah mengenai cafe racer, gaya motor yang satu ini bermula dari Eropa, di mana pemilik motor mengubah motornya untuk balapan dari satu kafe ke kafe lain.
Terkait dengan posisi berkendaranya, BF-CG menawarkan posisi berkendara yang cukup nyaman. Meskipun, posisi duduknya sedikit merunduk, khas gaya balap cafe racer.
Sayangnya, menurut tim Kompas.com, pemilihan setang termasuk tanggung. Sebab, cafe racer umumnya menggunakan setang model clip-on atau setang jepit atau setang model clubman.
Posisi tangan di setang agak sedikit melebar, karena setang yang digunakan juga model fatbar. Untuk bagian kemudi atau pengendalian motor memang jadi lebih leluasa. Namun, sedikit menjadi hambatan saat harus membelah kemacetan di antara mobil-mobil.
Tombol-tombol yang ada di setang masih mudah dijangkau ibu jari. Memang diakui penambahan tombol-tombolnya tidak biasa. Sebab, diletakkan di bawah saklar motor pada umumnya.
Untuk posisi kaki, BF Goodrich membiarkannya standar seperti motor batangan pada umumnya. Posisi kaki tidak mundur ke belakang layaknya posisi kaki di motor balap.
Joknya masih cukup empuk dan posisinya tidak terlalu tinggi. Meskipun, bagian busanya terbilang cukup tipis. Selain itu, joknya juga hanya mengijinkan satu orang pengendara saja, tanpa boncengan. Jok BF-CG dibuat single seater dengan bagian belakangnya dibentuk seperti buntut tawon, bagian ikonik dari cafe racer.
BF Goodrich BF-CG saat ini masih dalam tahap masuk uji tipe. Namun, motornya sudah dijual dengan status off the road seharga Rp 19,8 juta.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/02/24/184200815/merasakan-posisi-berkendara-motor-listrik-bf-goodrich-bf-cg