JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra Honda Motor (AHM), menyatakan, cara paling efisien agar masyarakat cepat beralih menggunakan sepeda motor listrik ialah dengan menciptakan sistem beli-tukar atau swap baterai.
Wakil Presiden Direktur Eksekutif AHM Johannes Loman, mengatakan, belum lama ini pihaknya bahkan melakukan studi khusus di Bali mengenai kebiasaan masyarakat saat mengisi daya baterai motor listrik.
"Terakhir ini di Bali kita mempelajari gerakan orang-orang dalam mengisi baterai, ya memang motor listrik itu mau tidak mau swap baterai. Karena kalau mesti cas delapan jam orang tidak bisa menunggu," katanya di Jakarta, belum lama ini.
Sistem swap baterai ini pada dasarnya seperti membeli galon air atau tabung gas isi ulang. Pengendara yang butuh tinggal membeli baterai motor listrik sesuai daya yang ada di tempat tertentu.
"Karena kalau mau benar-benar bagus (cas) itu delapan jam, kalau baterai sering dicas kan (tidak pada waktunya) cepat rusak," katanya.
Loman mengatakan, saat ini di dunia sudah menciptakan beberapa standar keamanan dan keselamatan soal motor listrik, mulai dari standar keamanan sistem pengecasan hingga komponen-komponen lain.
"Di dunia itu sudah bikin standar, mulai dari sistem charging sampai keamanan di motor," katanya.
PCX Listrik
Honda sendiri sudah mulai penetrasi ke segmen motor listrik dengan meluncurkan PCX Electric. Namun skuter listrik itu belum dijual umum melainkan pakai sistem sewa karena masih terlalu mahal.
"Problem yang ada itu adalah biayanya, terutama baterai, karena belum sampai ke skala ekonomi. Kalau nanti baterai sudah bisa diproduksi di Indonesia, menurut saya ini akan bisa dimulai," kata Loman
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/22/084200115/ahm-sebut-sepeda-motor-listrik-harus-swap-baterai-