JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, banyak beredar video-video di media sosial mengenai mobil yang sanggup menerabas banjir. Mulai mobil keluarga, LMPV, bermsin diesel, bahkan, sekelas Low Cost Green Car (LCGC) pun sanggup melewatinya.
Imam Suyudi, Section Head Technical Quality 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, hal yang terpenting sebelum menerabas banjir adalah mengecek jarak saluran udara (air intake) udara terhadap ketinggian air.
"Kalau jaraknya dekat, air akan dengan mudah terhisap ke dalam intake dan masuk ke ruang bakar mesin," ujar Imam, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Bambang Supriyadi, Head Product Improvement / EDER Dept. Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), juga menegaskan, ketinggian air harus diperhatikan, jangan sampai mencapai level intake udara.
"Air tidak dapat terkompres jika masuk ke dalam ruang bakar. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah water hammer," kata Supriyadi.
Water hammer adalah kondisi di mana air yang masuk ke dalam mesin tidak dapat terkompres, sehingga tekanannya merusak komponen lain di dalam mesin. Tekanannya mampu membuat connecting rod atau stang piston menjadi bengkok.
Sugiartono, Technical Training & Sevice Manager PT Sokonindo Automobile (DFSK), mengatakan, hal terpenting lainnya adalah desain dari intake udara tersebut.
"Desain air intake yang paling aman adalah lebih tinggi dari mesin, tidak memiliki lekukan ke bawah, dan tidak ada sambungan yang rentan terhadap kebocoran air masuk," kata Sugiartono.
Untuk itu, penting juga untuk para pemilik mobil mengetahui level ketinggian intake udara pada mobilnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/01/06/083200715/perhatikan-bagian-mesin-jika-mobil-terpaksa-menerabas-banjir