JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian mobil yang mati akibat banjir memang belum banyak terdengar usai kejadian yang terjadi di sejumlah titik di Jakarta, Selasa (17/12/2019). Namun tak ada salahnya untuk lebih waspada, terutama jika mobil Anda terendam banjir, yang pasti jangan distarter.
Saat melibas banjir, kemungkinan terburuk pada mobil adalah mogok. Kalau sampai terjadi, artinya air telah masuk ke ruang mesin.
Kalau sudah begini, mobil jangan langsung distarter. Karena justru bisa menimbulkan berbagai masalah, salah satunya water hammer.
Menurut Kepala Bengkel Honda Jakarta Center Denny Sulistyo, perbaikan usah menerjang banjir harus dilakukan sesegera mungkin, untuk mengurangi risiko kerusakan lebih parah.
“Apalagi kalau konsumen responnya lama, misalnya beberapa haru setelah kejadian baru ke bengkel. Korosi makin parah, ECU bisa rusak, jadi harus cepat ditangani agar mobil lansgung ditangani, bisa dibersihkan dan diperbaiki,” ujarnya kepada Kompas.com (18/12/2019).
Hal yang sama dikatakan oleh Kepala Bengkel Auto2000 Cibinong Deni Adrian, menurutnya air yang masuk ruang bakar menyebabkan tekanan besar pada ruang mesin. Berbeda dengan udara yang mudah keluar, air akan terkurung di mesin.
“Agar tidak terjadi water hammer perlu penanganan khusus. Biasanya pada pertolongan pertama, mekanik akan membuka semua busi, kalau air keluar saat distarter tandanya mobil masih bisa diselamatkan,” katanya.
“Kalau mobil bisa nyala, bisa langsung dibawa pulang. Tapi kalau mobil tidak memungkinkan, harus digendong ke bengkel,” ucap Deni.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/19/102200615/mogok-terendam-banjir-mobil-jangan-distarter-