Bahkan, bekas tambalan bisa memicu terjadinya pecah ban dan berujung pada terjadinya kecelakaan.
Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia Fachrul Rozi, mengungkapkan tambal ban cacing atau model tusuk memang cukup diminati. Salah satunya karena harganya yang terjangkau.
Padahal metode ini hanya dianjurkan untuk sementara saja. Jika dalam jangka waktu lama bisa membahayakan buat pemilik kendaraan itu sendiri.
“Tambalan model tusuk atau yang seperti cacing sifatnya hanya sementara, sampai dibawa ke bengkel," ujarnya saat ditanya Kompas.com beberapa waktu lalu.
Sebab, lanjutnya, tambalan ini tidak secara sempurna menutup lubang yang menyebabkan bocor.
Jika ujung paku atau benda tajam yang menancap, Rozi menambahkan, akan bisa menggesek bagian dalam ban. Kalau dipakai terus menerus efeknya membuat karat pada kawat ban dan berujung pecah ban.
Sehingga bisa berpotensi menimbulkan celaka di kemudian hari.
“Air mungkin bisa masuk atau bekas sayatan makin melebar hingga berakibat karat dan pecah ban,” kata Rozi.
Rozi juga mengingatkan, tambal ban yang baik adalah yang dilakukan dari dalam. Biasanya dilakukan oleh bengkel-bengkel besar, dan harganya memang tidak murah.
Sebab prosesnya yang lebih rumit ketimbang tambal ban model tusuk.
“Kalau dari dalam, ban harus dibuka. Nanti ditempel tire patch atau yang biasa dikenal dengan merek Tip Top. Ini sifatnya bisa permanen, sampai usia ban habis,” katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/12/17/120707215/hati-hati-tambal-ban-tubeless-metode-tusuk-bisa-picu-pecah-ban