JAKARTA, KOMPAS.com - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan industri otomotif nasional roda empat mengalami perlambatan sebesar 12 persen selama periode Januari-September 2019.
Lesunya penjualan mobil merupakan imbas dari situasi pasar terkini, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang melambat, kenaikan suku bunga, situasi sosial dan politik, hingga masih lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Kendati demikian, situasi tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap BMW Group Indonesia dengan merek turunan Mini. Sebab mobil berada di pasar khusus yang premium, atau niche market.
"Pertumbuhan penjualan Mini selama Januari-September 2019 meningkat 33 persen dibandingkan periode sama di tahun lalu. Secara volume, penjualannya sudah mencapai 500 unit," kata Direktur Komunikasi BMW Group Indonesia Jodie O'tania di Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Capaian tersebut juga tak lepas dari hasil dirakit lokalnya Mini Countryman di Indonesia mulai Agustus 2018 lalu.
Berdasarkan data internal BMW Group Indonesia, kontributor terbesar penjualan Mini ialah Mini 3-door dan Mini 5-door yang berjumlah 240 unit. Kemudian disusul oleh Mini Countryman rakitan Sunter, Jakarta Utara, sebanyak 190 unit.
"Sisanya dipasok dari model Mini lainnya. Jadi dapat dilihat bahwa Mini tidak terlalu berpengaruh pada keadaan Indonesia saat ini maupun revisi target Gaikindo dari 1,15 juta menjadi 1 juta di 2019. Namun kami mengharapkan, situasi bisa jadi lebih baik lagi," kata Jodie.
"Target Mini sendiri hingga akhir tahun, kita akan pertahankan pertumbuhan double digit tersebut," ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/24/120200515/penjualan-mini-di-indonesia-diklaim-naik-33-persen