JAKARTA, KOMPAS.com - Perawatan ban tubeless lebih mudah ketimbang ban tube type atau ban dengan ban dalam. Meski demikian jangan sembarangan jika ban tubeless bocor terkena benda tajam.
Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk, produsen IRC Tire, mengatakan, jangan menambal ban tubeless menggunakan sistem tambal ban tusuk atau tambal cacing/string.
"Ban terdiri benang, lapisan dan kompon, saat ditambal dengan sistem tusuk maka itu merusak jaringan. Kalau nambalnya tidak sempurna akan mengakibatkan ban benjol karena lapisannya jadi terpisah," kata Dodi, kepada Kompas.com, Selasa (1/10/2019).
Dibandingkan dengan sistem tusuk, sistem tambal ban tip top atau model payung dirasa lebih baik. Sistem tambal ini menambal ban dari dalam dengan membuka ban dari pelek sehingga tidak merusak jaringan.
Meski begitu, lanjut Dodi, sistem tambal tip top juga tidak menjamin ban 100 persen aman. Kendati lebih kedap, sistem tambal ban payung ini menggunakan lem yang memiliki senyawa tersendiri.
"Sebab bagian dalam ban itu ada ply dan benang. Kita tidak tahu kekuatannya bagaimana dan ada kemungkinan lepas juga. Karena kita tidak tahu ada senyawa itu benar-benar melekat atau tidak," katanya.
Ganti Ban
Dodi mengatakan, dari kacamata produsen ban, pengendara motor baiknya mengganti ban tubeless ketika lubang bocornya terlalu lebar, atau jika ada dua lubang yang berdekatan.
"Kita perhatikan lubang yang bocor kalau diameternya kelewat besar kami sarankan buat diganti. Atau jika lubangnya berdekatan. Sebab kalau lubangnya dekat risikonya membuat ban jadi bunting," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/10/01/132059515/cara-benar-tambal-ban-tubeless-sepeda-motor