Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Kecelakaan Tol Cipularang, Sopir Sulit Mengendalikan Truk

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Teka-teki tragedi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang pada Km 91.200 arah Jakarta, Senin (3/9/2019) lalu, sedikit demi sedikit mulai terungkap.

Dari pemaparan Kasatlantas Polres Purwakarta AKP Ricky Adipratama ketika dikunjungi oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi, menjelaskan, dari hasil temuan sementara diketahui penyebab tabrakan beruntun diakibatkan berasal dari dump truk kedua.

"Kejadian terjadi pada pukul 12.30 WIB, kecelakaan diawali oleh laka tunggal dump truck pengangkut tanah yang dikendarai almarhum Dedi Hidayat, kurang lebih radius 10 meter terjadilah antrean kendaraan karena kecelakaan tersebut, ada 18 kendaraan yang mengantre," ujar Ricky di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (3/9/2019).

Menurut Ricky, setelah terjadi antrean kendaraan tersebut, selang waktu kira-kira 5 menit dump truck yang dikendarai Subana datang.

Truk ini yang kemudian menghajar 18 kendaraan yang sudah terparkir menunggu evakuasi truk yang pertama.

Dari keterangan Subana, Ricky menjelaskan bila yang bersangkutan mencoba untuk memindahkan gigi dari posisi tinggi ke rendah karena jalan menurun. Sopir mengaku kesulitan untuk mengendalikan laju truk.

Diutarkan Subana, bila tuas transmisi tersebut sulit untuk dipindahkan, begitu juga pedal rem yang dianggap keras.

Pada waktu yang bersamaan, Subana pindah jalur ke kanan (cepat) untuk menghindari minibus yang di jalur lambat, tapi di jalur cepat ada kendaraan minibus yang sedang melaju kencang.

"Karena jarak sudah terlalu dekat dan rem tak bekerja dengan baik, akhirnya truk Subana menabrak dua kendaraan, lalu dia membanting setir ke kiri menabrak satu mobil boks putih yang membuat mobil dan kendaraan lainnya tersebut terdorong ke depan dan menabrak rangkaian antrean lainnya," ucap Ricky.

"Hasil pemeriksaan yang kami dapat, posisi tuas transmisi terakhir berada di posisi 5, dan jarum speedometer berada menunjukkan angka 50 km lebih. Kami meyakini kecepatan kendaran di atas 50 kpj, karena saat terjadi tabrakan mesin berhenti speed-nya tidak langsung turun," kata dia.

Ricky menjelaskan dari kejadian tersebut, delapan orang meninggal dunia, 28 luka-luka, dan kerugian material diperkirakan mencapai Rp 2 miliar. Sementara untuk mobil yang terbakar ada empat.

https://otomotif.kompas.com/read/2019/09/04/075434815/fakta-kecelakaan-tol-cipularang-sopir-sulit-mengendalikan-truk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke