JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mobil Anak Bangsa (MAB) memastikan penggunaan bus listrik untuk transportasi umum akan lebih murah dibandingkan bus konvensional. Apalagi bila membandingkan dari sisi efesiensi daya listrik dengan konsumsi bahan bakar solar.
Hal ini disampaikan oleh Bambang Tri Soepandji selaku Technical Director PT MAB kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (28/8/2019). Menurut Bambang, per satu kilometer bus listriknya hanya membutuhkan tarif operasional sebesar 0,8 kWh.
"Dari hitugan tarif per kilometer, bus konvensional itu kurang lebih Rp 2.650. Untuk MAB ini hanya 0,8 kWh per kilometer, jadi bila tarif PLN itu Rp 1.460 per kWh, artinya kurang lebih tarif bus listrik sekitar Rp 1.200 per kilometernya," ujar Bambang.
Dengan asumsi tersebut, Bambang menjelaskan biaya operasional bus listrik masih jauh lebih efesien. Belum lagi bila nanti PLN memberikan insentif soal tarif kendaraan listrik atau membeli listrik curah sebesar Rp 770 per kWh.
Sedangkan dari pemakaian BBM Solar pada bus konvensional dengan harga Rp 5.150 per liter, lalu dibandingkan dengan tarif listrik yang dibutuhkan bus MAB, menurut Bambang juga masih lebih efesien. Bambang mengklaim lebih hemat hingga 65 persen.
Bus listrik MAB memiliki kapasitas baterai hingga 260 kWh. Menurut Bambang, untuk sekali pengisian daya hanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga jam.
"Sekali isi daya, dari pengujian kami MAB ini bisa menempuh jarak 225 km di dalam kota, kalau di luar kota bisa sampai 250 km, tergatung kondisi jalan. Bus ini juga sudah kami uji sampai luar kota. Tinggal bandingkan saja dengan Solar kalau menempuh jarak 225 km di dalam kota itu habis berapa?" ucap Bambang.
Sementara untuk biaya perawatannya, bila dibandingkan dengan bus konvensional yang memiliki dimensi sama, MAB hanya membutuhkan biaya sekitar 20 persennya saja. Hal ini lantaran tidak ada pergantian oli serta filter-filter lainnya seperti kendaraan reguler.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/08/29/090200915/bus-listrik-mab-diklaim-lebih-irit-dibandingkan-konsumsi-solar