JAKARTA, KOMPAS.com - Ban mobil terbuat dari karet dan akan terkikis seiring dengan pemakaian. Ban yang sudah terkikis akan menjadi botak dan membuat performanya tidak lagi optimal. Untuk itu, tiap pemilik mobil diwajibkan untuk mengganti ban agar keamanan dan kenyamanan selama di perjalanan tetap terjaga.
Ban yang sudah botak akan membuat traksi dari roda tidak lagi maksimal. Dengan kata lain, ban akan menjadi lebih licin dan tidak bisa mencengkram permukaan jalan dengan baik.
Khususnya pada saat kondisi permukaan jalan yang basah, ban tidak bisa memecah air dengan baik karena alur atau kembangan ban sudah tidak dalam kondisi yang baik.
Panji Ardiansyah, Technical Support PT Multistrada Arah Sarana selaku produsen ban Achilles, menyarankan untuk memperhatikan TWI (Tread Wear Indicator) pada ban mobil.
"Sebaiknya, ganti ban saat alur atau kembangannya sudah di bawah 0,8 mm. Ukuran tersebut adalah batas TWI. Setiap ban yang perlu diganti, salah satu acuannya dari TWI," ujar Panji, ketika dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
Panji menambahkan, selain membuat TWI jadi patokan untuk mengganti ban, ada beberapa hal lain yang juga perlu diperhatikan.
"Jika ban sudah memiliki tambalan maksimal tiga titik, ban tersebut juga perlu untuk diganti dengan yang baru. Selain itu, perlu juga menggantinya jika bagian dinding samping ban terkena ban tajam," kata Panji.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/06/17/094200115/saat-yang-tepat-ganti-ban-mobil