JAKARTA, KOMPAS.com - PT Isuzu Astra Motor Indonesia (AIMI), mengakui belum bisa memastikan soal kelanjutan Isuzu Panther di Tanah Air. Bahkan, sikap Isuzu terhadap nasib multi purpose vehicle (MPV) yang dijuluki "Rajanya Diesel" ini sudah cenderung pasrah.
Meski dulu sempat digadang-gadang sudah menyiapkan generasi terbaru, namun kini kondisinya berubah 180 derajat. Apalagi seiring dengan berubahnya tren dan adanya kebijakan mengenai Euro IV.
"Sekitar 2016 kita sudah ada blueprint untuk New Panther dan pernah ada info kemungkinan akan keluar. Secara desain kita sudah punya, tapi belakangan tren MPV medium turun dan beralih ke SUV, lalu ada regulasi Euro IV pada 2016," ucap General Manager Marketing Division PT IAMI Attias Asril, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Menurut Attias, dua situasi tersebut kini menjadi dasar pertimbangan Isuzu untuk menghadirkan model baru dari Panther. Karena bila dipaksakan sekarang, risiko yang dihadapi akan cukup besar. Apalagi bila harus sampai membuat mesin baru.
"Katakanlah 2021 harus ganti mesin, secara investasi besar, harga Panther baru itu akan sangat tinggi sekali. Kasarnya bisa di atas harga SUV, jadi sangat tidak mungkin dengan situasi yang kami hadapi," ucap Attias.
Bahkan dikarena tren yang bergeser tersebut, Isuzu mulai melonggaran ikat pinggang dengan menurunkan target penjualan Panther. Bila pada 2018 mematok target sebesar 2.078 unit, di 2019 ini hanya menjadi 1.700 unit.
Ketika ditanya sampai kapan Isuzu akan terus memasarkan Panther yang sekarang di Tanah Air, Attias hanya berkomentar menunggu kebijakan Euro IV benar-benar diterapkan pada 2021 mendatang.
"Pasarnya hanya tinggal di Indonesia saja. Untuk penjualan jika terbentur Euro IV maka titik berhentinya di situ. Apakah suatu hari kita akan punya mesin yang ekonomis, ya kita lihat nanti," ucap Attias.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/24/174200015/ini-titik-akhir-perjalanan-isuzu-panther-di-indonesia