BOGOR, KOMPAS.com - Wuling Almaz dibekali mesin berkapasitas 1.451 cc, 4-silinder-segaris, DOHC dengan penambahan turbocharged sehingga menjadi lebih bertenaga. Jantung pacu tersebut mampu menghasilkan tenaga 140 tk pada 5.300 rpm, dan torsi maksimum 250 Nm pada 1.600-3.600 rpm.
Mesin tersebut berpadu padan dengan Cointinuously Variable Transmission (CVT) delapan percepatan. Merek otomotif asal China itu mengklaim bahwa teknologi pada CVT ini merupakan pengembangan dari Bosch Holland, mengklaim perpindahan gigi terasa lebih halus dan responsif.
Sementara menurut Product Planning SGMW Motor Indonesia (Wuling Indonesia) Danang Wiratmoko, teknologi turbo ini merupakan generasi terbaru Honeywell yang mampu menghasilkan torsi besar sehingga memberikan pengalaman lebih kepada pengendara.
"Torsinya begitu besar, 250 Nm. Secara sistem kerja sama seperti turbo pada umumnya," ucap Danang di Sirkuit Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/1/2019).
Danang menjelaskan, sistem kerja dari turbo itu sendiri, yaitu memanfaatkan energi dari sisa pembakaran mesin, kemudian akan digunakan untuk memutar turbin. Pada akhirnya turbin itu mampu memutar sisi kompresor dari turbo.
"Sebenarnya pada rpm rendah pun turbo itu akan tetap memutar, hanya saja tekanan yang dihasilkan belum maksimal, jadi nanti akan timbul turbo lag. Untuk Almaz torsi maksimum 1.600 rpm, kalau turbo lag-nya tetap ada, tetapi di bawah rpm maksimum," ujar Danang ketika berbincang dengan Kompas.com di tempat sama.
Gejala turbo lag itu sendiri, kata Danang bisa diminimalisir dengan adanya teknologi CVT, karena ketika putaran rendah transmisi itu sendiri akan memberikan rasio yang sesuai, sehingga lambatnya respons gas ketika bermanuver menjadi lebih berkurang.
"Itu salah satu keunggulan yang dimiliki oleh turbocharged dan CVT yang kami kembangkan ini," ucap Danang.
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/24/070200515/mengenal-teknologi-turbo-dan-cvt-pada-wuling-almaz