JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia pada 2019 akan memasuki tahun politik, di mana ada pemilihan anggota legslatif dan presiden yang rutin dilakukan setiap lima tahun sekali. Secara umum, banyak sektor usaha kena imbas salah satunya industri otomotif.
Pelaku usaha dan konsumen banyak yang menahan sampai diketahui siapa pemenang dalam pemilihan presiden. Usai itu, kondisi ekonomi atau daya beli masyarakat kembali normal.
Lantas, bagaimana dengan penjual mobil bekas (mobkas)? Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan ketika berbincang dengan Kompas.com, mengatakan, bahwa efeknya tidak terasa cukup besar.
"Mungkin saja bisa stagnan, tetapi setelah itu kondisi pasar dan permintaan kembali normal lagi," ucap pria yang akrab disapa Fischer itu.
Fischer menjelaskan kondisi pada 2014 lalu di mana penjualan mobkas justru mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagai gambaran ketika itu terjual 17.000 hingga 18.000-an unit.
"Kami juga harapkan tahun depan seperti itu. Intinya jangan sampai turun dibanding tahun sekarang," kata Fischer.
Lain dengan mobil88, pedagang mobkas di bursa mobil bekas yang berada di Jakarta mengatakan bahwa harus lebih selektif dalam memilih konsumen.
"Banyak mobil yang digunakan untuk kampanye, setelah itu dijual lagi. Jadi kami harus selektif pilih konsumen yang bayar uang muka kecil dan memaksa," ujar Halim salah satu pedagang mobkas di Jakarta Pusat.
Selain Halim, Andi salah seorang pedagang mobkas di MGK Kemayoran mengatakan bahwa, harus lebih cerdas dalam memilih konsumen.
Jadi kita sebagai pedagang lebih memilih kalau bisa dibayar tunai. Ya untungnya sampai hari ini kalau yang mau seperti itu (buat kampanye) bayarnya tunai,” kata Andi.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/12/27/084200515/penjual-mobil-bekas-menanggapi-tahun-politik