JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa produk Suzuki pernah hadir di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Namun beberapa juga kini sudah tidak lagi ditawarkan oleh Suzuki dengan berbagai alasan.
Sebut saja Aerios, Splash, Celerio, dan terakhir yang direncanakan berhenti dijual adalah Grand Vitara. Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Donny Saputra perubahan ini tidak lain karena Indonesia juga termasuk dalam tren pasar global.
“Indonesia tidak terlepas dari pasar global. Apa yang terjadi di sini, di global juga terjadi. Dulu sedan, hatchback, lalu SUV, nanti apa kita tidak tahu,” ungkap Donny saat dihubungi Jumat (26/10/2018).
Donny menjelaskan, Suzuki terus berusaha membaca tren yang berubah tersebut dengan menghadirkan produk-produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Ini karena perubahan produk tersebut merefleksikan apa yang tengah digemari di masyarakat.
Mengenai usia produk, hal tersebut dapat diatasi dengan penyegaraan baik minor maupun full model change. Namun bila sudah dinilai habis masa pakainya, Suzuki mau tidak mau menghentikan produksi model tersebut.
“Saat trennya nanti berubah dan secara skala ekonomi tidak ada potensial market, tidak begitu bagus ya sudah (berhenti),” ungkap Donny.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Suzuki indomobil Motor (SIM) Seiji Itayama mengungkapkan, penggantian jajaran produk-produk Suzuki selama ini adalah bagian dari strategi perusahaan. Suzuki mengikuti perkembangan tren kendaraan meski diakui hal tersebut terlihat menjadi inkonsistensi produk Suzuki.
“Sebenarnya kalau saya ditanya, memang ini strategi. Bukan berarti kita berhenti, tapi kita sediakan produk yang lebih baik daripada produk sebelumnya. Memang kalau kita ganti, kita berhenti, muncul lagi imej yang kurang baik. Nanti akan saya tinjau kembali,” ucap Itayama.
https://otomotif.kompas.com/read/2018/10/26/184200515/indonesia-cerminan-kondisi-pasar-otomotif-dunia